Tempat,
Tanggal Lahir : Surabaya, 06 Juni
1901
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Aktifitas : Proklamator Indonesia
Masa Kemerdekaan
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda
menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat
sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat
sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan
kepada Mr Assaat,
yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari
seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada
tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan
Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku
jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya
kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada
kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup
populer dan lebih kuat di kalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala
pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal
sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang
memercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit
kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi
konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya
kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di
kalangan Angkatan Udara.
Presiden Soekarno juga banyak memberikan
gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa
Asia-Afrika,
masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri,
menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk
mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasasila
Bandung. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan
dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara
barat yang dicap masih mementingkan imperialisme
dan kolonialisme,
ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang mengubah
peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam penyelesaian
konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz
Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan),
U Nu,
(Birma)
dan Jawaharlal Nehru (India) ia
mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non
Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara Asia Afrika yang
memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami
konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan
masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa
ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan
Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.
Guna menjalankan politik luar negeri
yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi
berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya
adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet),
John Fitzgerald Kennedy (Amerika
Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse
Tung (RRC).
|
|
No comments:
Post a Comment