KOMPETENSI
MANAJEMEN PERBEKALAN
Guna
Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Kompetensi Manajemen Perbekalan
Dosen
Pengampu Slamet Santoso
Di
susun :
Citra
Restu Utami
14020413060009
Denada
Anindia Dewi 14020413060023
Retno
Wahyu Harinintyas 14020413060024
Galih
Ayu Prabandari
14020413060025
Betty
Nugrahanti Mawengku 14020413060045
DIII
ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULATAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan paper ini. Semoga paper ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan penulis semoga paper ini mampu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun
isi paper ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Semarang,05 Mei 2015
Penullis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masalah sumber daya
manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat
bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam
setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta
sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang
andal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus
diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya
manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan
perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya
manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan
yang selalu berubah. Manajemen persediaan juga merupakan masalah penting yang
dihadapi oleh perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada kelancaran pemenuhan permintaan konsumen maka
manajemen harus selalu berusaha menjamin ketersediaan bahan. Manajemen
persediaan mengharuskan adanya pengelolaan persediaan untuk merencanakan dan
mengendalikan persediaan pada tingkat yang optimum, menentukan kualitas
persediaan yang wajar untuk memenuhi kebutuhan pengolahan/produksi atas suatu
dasar yang terjadwal dan sesuai dengan order pelanggan. Tujuan dari manajemen
persediaan tidak hanya mempertimbangkan biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan
biaya transportasi, tetapi pertimbangan lain yang harus dilakukan adalah
tingkat layanan (service level) bagi pelanggan. Istilah perbekalan juga biasa
disebut dengan beberapa istilah seperti logistik, barang, material, peralatan,
perlengkapan dan sarana prasarana. Oleh karena itu, manajemen perbekalan pun
lazim disebut dengan beberapa istilah seperti manajemen logistik, administrasi
perbekalan, manajemen barang, administrasi barang, manajemen material ataupun
administrasi material. Berdasarkan batasan tersebut dapat dinyatakan bahwa
manajemen perbekalan merupakan serangkaian kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan,
pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan penghapusan perbekalan guna
mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen Perbekalan sangat penting bagi setiap kantor maupun organisasi.
Karena kegiatan yang dilakukan di kantor yang berkaitan dengan perbekalan mulai
dari perencanaan pengadaan dan penyimpanan barang perlui diatur.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian perbekalan?
2. Bagaimana
pengadaan, inventarisasi, penggudangan, pemeliharaan, penghapusan barang di
“momow”?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
pengertian perbekalan.
2. Memahami
bagaimana pengadaan, inventarisasi, penggudangan, pemeliharaan, penghapusan
barang di “momow”?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perbekalan
Manajemen perbekalan
adalah unik karena ia merupakan salah aktivitas perusahaan yang tertua tetapi
juga termuda. Aktivitas perbekalan itu
antara lain lokasi, fasilitas transportasi, inventarisasi, komunikasi, dan
pengurusan dan penyimpanan telah dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi
komersial. Tujuan perbekalan yakni menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang
dipakai, ke lokasi dimana ia dibutuhkan dan dengan total biaya yang terendah.
2.2. Pengadaan, inventarisasi, penggudangan, pemeliharaan, penghapusan barang di “momow”
Momow
merupakan tempat makan yang lumayan merakyat, enak dan murah. Disini tersedia
menu kerang dan leker.
Momow
memiliki 3 cabang di Semarang :
1. Daerah Karangjati, PLN Jatingaleh
masuk ke arah jatidiri, tempatnya di kanan jalan, depan alfamart. Buka pada
pukul 18.00-23.00
2. Daerah Cemara Banyumanik, deket
pengkolan persewaan buku Garfield. Buka pada pukul 12.00-23.00
3. Daerah Veteran, dari arah Simpang
Lima Semarang, ada Polda belok kanan, tempatnya kanan jalan. Buka
pada pukul 18.00-23.00
2.2.1. Tahap I (Pengadaan Barang)
Tanya-jawab :
1. Apa
saja yang termasuk perbekalan di Momow ?
Jawaban : Yang termasuk dalam perbekalan
disini antara lain; bahan baku pembuatan di daftar menu, meja, kursi, dan
peralatan dapur.
2. Bagaimana
cara pengadaan barang di Momow ?
Jawaban : Melakukan survei pasar (untuk
menentukan supplier kerang dan bahan baku yang baik).
3. Apakah
di Momow membuat laporan pemakaian barang ?
Jawaban : Iya, setiap pemakaian barang
dilakukan setiap harinya disini.
4. Apakah
di Momow melakukan pemilihan dan penentuan supplier ?
Jawaban : Iya, seperti yang dijelaskan
tadi kita sudah melakukan survei pasar menentukan supplier bahan baku yang
baik.
5. Bagaimana
caranya melakukan order pembelian bahan baku di Momow ?
Jawaban : Setelah kami melakukan survei
pasar dan menentukan penjual yang memenuhi kriteria kami, kami order barang
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh tiga cabang Momow.
6. Bagaimana
cara melakukan pengecekan pengadaan terhadap bahan baku ?
Jawaban : Setiap supplier melakukan
penyetoran, kita selalu mengecek berapa bahan baku yang sudah masuk dan kita
terima.
Teori
Menurut Budiharjo Hardjowijono dan
Hayie Muhammad (2008) pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip pengadaan yang dipraktekkan secara internasional efisiensi,
efektifitas, persaingan sehat, keterbukaan, transpraransi, tidak diskriminasi
dan akuntabilitas.
1. Efisiensi
Prinsip efisiensi dalam pengadaan
barang dan jasa adalah dengan menggunakan sumber daya yang tersedia diperoleh
barang dan jasa dalam jumlah, kualitas yang diharapkan, dan diperoleh dalam
waktu yang optimal.
2. Efektif
Prinsip efektif dalam pengadaan
barang dan jasa adalah dengan sumber daya yang tersedia diperoleh barang dan
jasa yang mempunyai nilai manfaat setinggi-tingginya.
3. Persaingan Sehat
Prinsip persaingan yang sehat dalam
pengadaan barang dan jasa adalah adanya persaingan antar calon penyedia barang
dan jasa berdasarkan etika dan norma pengadaan yang berlaku, tidak terjadi
kecurangan dan praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
4. Terbuka
Prinsip terbuka dalam pengadaan
barang dan jasa adalah memberikan kesempatan kepada semua penyedia barang dan
jasa yang kompeten untuk mengikuti pengadaan.
5. Transparansi
Prinsip transparansi dalam pengadaan
barang dan jasa adalah pemberian informasi yang lengkap tentang aturan
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada semua calon penyedia barang dan
jasa yang berminat dan masyarakat.
6. Tidak Diskriminatif
Prinsip tidak diskriminatif dalam
pengadaan barang dan jasa adalah pemberian perlakuan yang sama kepada semua
calon penyedia barang dan jasa yang berminat mengikuti pengadaan barang dan
jasa.
7. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas dalam
pengadaan barang dan jasa adalah pertanggungjawaban pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa kepada para pihak yang terkait dan masyarakat berdasarkan
etika, norma, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas-tugas bagian pengadaan barang
dan jasa adalah sebagai berikut:
1. Merancang hubungan yang tepat
dengan supplier.
a. Hubungan dengan supplier bisa
bersifat kemitraan jangka panjang maupun hubungan transaksional jangka pendek.
2. Memilih supplier.
a. Kegiatan memilih supplier bisa
memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit.
b. Kesulitan akan lebih tinggi kalau
supplier yang akan dipilih berada di mancanegara.
c. Supplier yang berpotensi untuk
menjalin hubungan jangka panjang, proses pemilihan ini bisa melibatkan evaluasi
awal, mengundang mereka untuk presentasi, kunjungan lapangan dan sebagainya.
d. Pemilihan supplier harus sejalan
dengan strategi supply chain.
3. Memilih dan mengimplentasikan
teknologi yang cocok.
a. Kegiatan pengadaan selalu
membutuhkan bantuan teknologi.
b. Teknologi yang lebih tradisional
dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax.
c. Saat ini banyak perusahaan yang
menggunakan electronic procurement(e-procurement) yaitu aplikasi internet untuk
kegiatan pengadaan.
4. Memelihara data item yang
dibutuhkan dan data supplier.
a. Bagian pengadaan harus memiliki data
yang lengkap tentang item-item yang dibutuhkan maupun data tentang supplier
mereka.
b. Beberapa data supplier yang
penting untuk dimiliki adalah nama dan alamat masing-masing dari supplier, item
apa yang mereka pasok, harga per unit, pengiriman, kinerja masa lalu, serta
kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO.
5. Melakukan proses pembelian.
a. Proses pembelian bisa dilakukan
dengan beberapa cara, misalnya pembelian rutin dan pembelian dengan melalui
tender atau lelang.
b. Pembelian rutin dan pembelian
dengan tender melewati proses-proses yang berbeda.
6. Mengevaluasi kinerja supplier
a. Hasil penilaian ini digunakan
sebagai masukan bagi supplier untuk meningkatkan kinerja mereka.
b. Kinerja yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya
mencerminkan strategi supplay chain dan jenis barang yang dibeli. (http://xerma.blogspot.com/2014/05/pengertian-procurement-pengadaan-barang.html)
Kesimpulan : menurut kami pengadaan barang di Momow sudah memenuhi
teori-teori diatas walaupun kelihatannya sederhana namun mereka mampu
menjalankan Momow dengan baik, sehingga Momow sukses seperti sekarang ini dan
mampu bersaing dengan yang lain di bidang yang sama.
2.2.2. Tahap II (Inventarisasi Barang)
Tanya-jawab
1. Bagaimana
pengelompokan barang inventaris di Momow?
Jawaban : sebenarnya tidak terlalu rumit
dalam pengelompokannya, kami mengelompokan inventarisasi barang tidak bergerak
dan barang bergerak. Inventarisasi barang tidak bergerak meliputi lahan atau
tempat dagang kami ini. Inventarisasi barang bergerak meliputi peralatan dapur,
kulkas, meja, kursi dan lain-lain.
2. Apakah
di Momow membuat nomor inventarisasi barang ?
Jawaban : Tidak, karena Momow masih
tergolong kecil, jadi kami tidak membuat nomor inventarisasi. Setiap barang
yang harus diganti langsung kami ganti.
3. Apakah
di Momow melakukan pencatatan persedian barang ?
Jawaban : Iya, kami selalu melakukan
pencatatan persediaan barang, karena pencatatan tersebut menjadi bahan
pengambilan keputusan untuk pengadaan barang-barang lagi.
Teori
Didalam sebuah perusahaan, inventaris atau bisa
disebut juga dengan suatu aset penting yang sangat berharga bagi perusahaan.
Dikarenakan inventaris ini sangat penting guna pelaksanaan aktifitas perusahaan
dan produktifitas kerja. Menurut Achmad (2011 : 39) yang mengemukakan
bahwa, “inventaris adalah suatu daftar yang berisi nama, spesifikasi, jumlah,
dan kondisi barang-barang yang menjadi milik kantor”.
Menurut Akhmad (2012 : 239)
terdapat empat kelompok besar barang inventaris yang biasanya digunakan sebagai
dasar penyusunan daftar klasifikasi barang inventaris adalah :
a. Barang tidak bergerak
Barang tidak bergerang meliputi
barang-barang tetap perusahaan seperti tanah, gedung, kolam, lapangan, dan
sejenisnya
b. Barang bergerak
Barang bergerak meliputi
barang-barang yang mempunyai nilai ekonomi relatif tinggi dengan jangka waktu
relatif lama. Contoh, mobil, mesin, peralatan kantor, dan sebagainya.
c. Hewan
Hewan yang dikelompokkan menjadi
barang iventaris adalah binatang yang merupakan asset perusahaan. Peberian
d. Persediaan
Persediaan adalah barang yang belum
dipergunakan. Barang persediaan biasanya dibagi dua, yaitu :
·
Barang
tidak habis pakai.
·
Barang
habis pakai.
Penanganan Inventaris kantor
Menurut Achmad (2011 : 44)
mengemukakan bahwa, keterangan yang dicatat dalam buku induk barang inventaris
:
1. Nomor
2. Kode barang
3. Nama barang
4. Merek
5. Jenis
6. Tahun
7. Harga per satuan
8. Harga total
9. Keterangan
Sistem
pembuatan inventaris kantor
Guna melengkapi proses inventaris
kantor dengan benar, perlu adanya sistem pencetakan untuk melengkapi
proses-proses yang berlangsung. Menurut Achmad (2011 : 57) “sistem
pencetakan adalah prosedur yang berfungsi untuk menerbitkan sebuah barang,
data, atau lain sebagainya sehingga menjadi data yang nyata”. Lebih lanjutnya
menurut Achmad (2012 : 243) bahwa, sistem pembuatan daftar barang
inventaris yaitu :
1. Buku induk barang inventaris kantor
Buku induk barang inventaris
merupakan buku atau catatan yang berisi mengenai keseluruhan barang inventaris.
Buku induk biasanya dibuat per awal tahun anggaran atau tahun perhitungan
tertentu sesuai kebijakan perusahaan.
Tabel 2.1 Contoh Format Buku Induk Barang
Inventaris
No
|
Kode
|
Nama Barang
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Ket
|
||||
Merk
|
Jenis
|
Thn
|
Sat.
|
Total
|
|||||
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
6.
|
7.
|
8.
|
9.
|
10.
|
Sumber : Akhmad (2012)
2. Buku golongan barang inventaris.
Buku golongan barang inventaris dibuat
setelah buku induk barang inventaris selesai. Buku golongan barang inventaris
dibuat perjenis. Kegunaan buku golongan barang inventariis adalah untuk
mengetahui kondisi barang per golongan.
Table 2.2 Contoh Format Buku Golongan Barang
Inventaris
Kode
barang
:
Golongan barang
:
No.
|
Kode
|
Uraian
|
Tanda bukti
|
Terima
|
Keluar
|
ket
|
||
No.
|
Tgl.
|
Thn
|
||||||
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
6.
|
7.
|
8.
|
9.
|
Sumber : Akmad (2012)
3. Kartu persediaan.
Kartu persediaan adalah kartu yang
berisi mengenai catatan keluar masuknya barang. Kartu persedian dibuat per
barang.
Table 2.3 Contoh Format Kartu Persediaan
Kode
barang
:
Golongan Barang
:
Jenis
barang
:
No.
|
Tgl.
|
Uraian
|
Tanda bukti
|
Terima
|
Keluar
|
Ket
|
|
No.
|
Tgl.
|
||||||
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
6.
|
7.
|
8.
|
Sumber : Akhmad (2012)
4.
Daftar rekapitulasi barang inventaris
Rekapitulasi barang inventaris
merupakan hasil penggabungan rekapitulasi barang inventaris per golongan.
Table 2.4 Contoh Format Rekapitulasi Barang
inventaris
No.
|
Kode
|
Nama Barang
|
Spesifikasi
|
Perubahan
|
Ket
|
||||
Merk
|
Jenis
|
Thn.
|
Tambah
|
Kurang
|
Sisa
|
||||
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
6.
|
7.
|
8.
|
9.
|
10.
|
Sumber : Akchmad (2012)
4. Buku Induk Barang Inventaris Baru
Buku induk barang inventaris baru
dibuat dari hasil daftar rekapitulasi barang inventaris. Buku inilah yang
digunakan sebagai dasar inventaris barang pada tahun berikutnya. Format buku
induk inventaris sama dengan tabel 2.1
Kesimpulan : menurut kami berdasarkan teori diatas, inventarisasi
barang di Momow dapat dikatakan masih kurang baik karena belum dilakukannya
pencatatan yang mendetail seperti pemberian kode inventarisasi barang,
spesifikasi barang, dan perubahan. Dalam tahap ini inventarisasi barang di
Momow hanya mengandalkan pencatatan yang sederhana seperti pengelompokan barang
menurut jenisnya (bergerak dan tidak bergerak), kapan pengadaannya, dan jumlah saat ini.
2.2.3. Tahap III(Penggudangan Barang)
1. Apakah
dilakukan pencatatan setiap penerimaan penggudangan barang ?
Pasti, karena penerimaan barang pesanan
berdasarkan pada kebutuhan tempat kami.
2. Apakah
dilakukan pencatatan setiap pengeluaran penggudangan barang?
Pasti, karena jika tidak dilakukan
pencatatan pengeluaran akan timbul kecurangan dalam bekerja.
3. Apakah
dibuat buku persediaan gudang?
Iya, untuk mengetahui stok barang yang
tersedia dan stok barang yang habis.
4. Bagaimana
mekanisme penggudangan barang di Momow?
Mekanisme yang kami terpakan sederhana
saja meliputi penerimaan, pengeluaran (dilakukan pencatatan),penyimpanan di
tempat yang sudah kami perhitungkan (jarak,kebersihan, dll), pemeliharaan
(dicek tanggal kadaluarsa dsb), pendistribusian langsung ke cabang-cabang kami.
5. Apakah
di setiap cabang mempunyai penggudangan masing-masing?
Penggudangan kami jadikan satu,
penggudangan ini akan memenuhi produksi 3 cabang kami. Yang meliputi
penggudangan disini cuma tentang bahan baku produksi dalam kurun waktu 1-2 minggu saja.
Teori
Menurut Lucas dan Rumsari (2004:81) Penggudangan merupakan serangkaian kegiatan
pengurusan dalam penyimpanan logistik mulai dari kegiatan penerimaan,
pencatatan, pemasukan, penyimpanan, pengaturan, pembukuan, pemeliharaan,
pengeluaran dan pendistribusian samapai dengan kegiatan pertanggungjawaban
pengelolaan gudang (pembuatan laporan – laporan) dengan tujuan mendukung
kontinuitas kerja unit kerja, sekaligus mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi secara keseluruhan.
Dari
pengertian penggudangan ini dapat digaris bwahi bahwa kegiatan penggudangan
tidak sekedar kegiatan memasukkan barang dalam ruang penyimpanan (gudang),
tetapi lebih dari itu, dalam kegiatan penggudangan penting dilakukan
perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian logistic baik secara teknis
maupun administrative sehingga kegiatan tersebut dapat menjamin dan menjaga
kelangsungan dan kesinambungan setiap aktivitas dalam setiap unit kerja di
dalam suatu organisasi.
Mekanisme Pergudangan
Mekanisme pergudangan meliputi proses sebagai
berikut:
1. Penerimaaan
Penerimaan merupakan proses penyerahan dan
penerimaan logistik dan
peralatan di gudang. Dalam proses penyerahan dan penerimaan ini
dilakukan:
a. Pendataan jumlah dan mutu logistik dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku/layak untuk diberikan kepada korban bencana.
b. Pencatatan administratif sebagai dokumen yang dapat dipertanggung jawabkan oleh petugas yang bersangkutan.
peralatan di gudang. Dalam proses penyerahan dan penerimaan ini
dilakukan:
a. Pendataan jumlah dan mutu logistik dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku/layak untuk diberikan kepada korban bencana.
b. Pencatatan administratif sebagai dokumen yang dapat dipertanggung jawabkan oleh petugas yang bersangkutan.
2. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses kegiatan penyimpanan
logistik dan
peralatan di gudang dengan cara menempatkan logistik dan peralatan yang diterima:
peralatan di gudang dengan cara menempatkan logistik dan peralatan yang diterima:
a. Penempatan
sesuai dengan denah.
b. Aman
dari pencurian.
c. Aman
dari gangguan fisik.
d. Aman
dari pencemaran secara kimiawi dan biologi yang dapat merusak kualitas dan
kuantitas.
e. Aman
dari kebakaran.
f. Penataan
sesuai dengan standar pergudangan.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan perawatan logistik
dan peralatan agar kondisi tetap terjamin dan siap pakai untuk dipergunakan
dalam penanggulangan bencana secara efektif dan efisien dan akuntabel, melalui
prinsip:
·
5R = Ringkas, Rapih, Resik (bersih),
Rawat, Rajin (secara terus-menerus).
·
First In First Out (FIFO) yaitu logistik
dan peralatan yang pertama masuk adalah yang pertama harus keluar.
·
First Expired Date First Out (FEFO)
yaitu logistik dan peralatan yang pertama kadaluwarsa harus yang pertama keluar
untuk didistribusikan. Dalam penyusunan logistik dan peralatan yang punya masa
kedaluwarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal harus digunakan lebih
awal sebab logistik dan peralatan yang datang lebih awal biasanya juga
diproduksi lebih awal dan umurnya relatif lebih tua dan masa kadaluwarsanya
mungkin lebih awal.
·
Logistik dan peralatan disusun di atas
pallet secara rapih dan teratur, sesuai dengan ketentuan.
4. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan proses kegiatan pengeluaran dan penyaluran logistik dan peralatan dari gudang untuk diserahkan kepada yang berhak, melalui suatu proses serah terima yang dapat dipertanggung jawabkan, disertai dengan bukti serah terima. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan sesuai dengan kebutuhan penanggulangan bencana.
Pendistribusian merupakan proses kegiatan pengeluaran dan penyaluran logistik dan peralatan dari gudang untuk diserahkan kepada yang berhak, melalui suatu proses serah terima yang dapat dipertanggung jawabkan, disertai dengan bukti serah terima. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan sesuai dengan kebutuhan penanggulangan bencana.
5. Pengendalian
Pengendalian merupakan proses kegiatan pengawasan atas pergerakan
masuk keluarnya logistik dan peralatan dari dan ke gudang agar persediaan dan penempatan dapat diketahui secara cepat, tepat dan akurat serta akuntabel. Pengendalian dilaksanakan dengan menggunakan formulir dala lampiran.
Pengendalian merupakan proses kegiatan pengawasan atas pergerakan
masuk keluarnya logistik dan peralatan dari dan ke gudang agar persediaan dan penempatan dapat diketahui secara cepat, tepat dan akurat serta akuntabel. Pengendalian dilaksanakan dengan menggunakan formulir dala lampiran.
6. Penghapusan
a. Penghapusan merupakan rangkaian kegiatan pemusnahan logistik dan
peralatan dalam rangka pembebasan barang milik/kekayaan negara dari
tanggung jawab berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
b. Tujuan penghapusan adalah sebagai berikut :
a. Penghapusan merupakan rangkaian kegiatan pemusnahan logistik dan
peralatan dalam rangka pembebasan barang milik/kekayaan negara dari
tanggung jawab berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
b. Tujuan penghapusan adalah sebagai berikut :
·
Penghapusan merupakan bentuk pertanggung
jawaban administrasi petugas terhadap logistik dan peralatan yang dikelola,
yang sudah ditetapkan untuk dihapuskan/ dimusnahkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
·
Menghindari pembiayaan (biaya penyimpanan,
pemeliharaan, penjagaan dan lain-lain) atau barang yang sudah tidak layak untuk
dipelihara.
·
Menjaga keselamatan agar terhindar dari
pencemaran lingkungan.
c. Kegiatan
Penghapusan adalah sebagai berikut :
1. Membuat
daftar logistik dan peralatan yang akan dihapuskan beserta alasan-alasannya.
2. Pisahkan
logistik dan peralatan yang kadaluwarsa/ rusak pada tempat tertentu sampai
pelaksanaan pemusnahan.
3. Melaporkan
kepada atasan mengenai logistik dan peralatan yang akan dihapuskan.
4. Membentuk
panitia pencelaan dan penghapusan logistik dan peralatan melalui Surat
Keputusan dari pejabat yang berwenang.
5. Membuat
berita acara hasil pencelaan dan penghapusan logistik
dan peralatan yang akan dihapuskan.
dan peralatan yang akan dihapuskan.
6. Melaporkan
hasil pencelaan dan penghapusan kepada pejabat yang berwenang.
7. Melaksanakan
penghapusan dan pemusnahan setelah ada keputusan dari pejabat yang berwenang.
Kesimpulan : dalam tahap
penggudangan barang di Momow sudah termasuk dalam kategori baik, karena sudah
dilakukan mekanisme yang cukup lengkap
dan tergorganisir. Karena memang yang termasuk dalam penggudangan ini
hanya bahan baku saja jadi prosesnya tidak begitu rumit dan waktu barang
digudang tidak terlalu lama. Pengecekan langsung dilakukan oleh ownernya
sehingga terlaksana dengan baik.
2.2.4. Tahap IV (Pemeliharaan Barang)
1. Bagaimana
cara menyusun rencana pemeliharaan barang ?
Jawaban : kami biasa melakukan
pengecekan tentang kelayakan barang-barang kami tiap bulannya, kalau dalam
jangka waktu 1 bulan ada yang rusak dan tidak memungkinkan untuk diperbaiki
kami akan mengganti dengan yang baru dan barang yang rusak kami masukan kedalam
daftar penghapusan barang.
2. Bagaimana
cara melaksanakan pemeliharan fasilitas ?
Jawaban : Dengan cara di rawat dengan
baik dan sering-sering dibersihkan.
3. Apakah
setiap pemeliharaan barang dibuat laporannya?
Jawaban : iya, karena laporan tersebut
dibuat untuk mengetahui apakah sudah terlaksana dengan baik atau belum tahap
pemeliharaannya.
Teori
Dalam buku “operations Management”
pemeliharaan adalah : “all activities involved in keeping a system’s
equipment in working order”. Artinya: pemeliharaan
adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan
agar bekerja dengan baik.(Heizer,2001,h.45)
Manfaat
dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :
1.
Perbaikan
terus-menerus.
Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen operasi, baik
manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan mesin yang
berputar dan beroperasi setiap saat.
2.
Meningkatkan
kapasitas. Dengan
adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak akan ada pengerjaan ulang /
proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
3.
Mengurangi
persediaan. Karena
tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus disiapkan untuk melakukan
produksi ulang.
4.
Biaya
operasi lebih rendah.
Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan yang rendah, maka
secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu
penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena proses
pengerjaan ulang.
5.
Produktivitas
lebih tinggi.
Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus produktivitas adalah
output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan
catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika
output semakin besar.
6.
Meningkatkan
kualitas. Akan
tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang sama baik, harga dapat
ditetapkan menjadi lebih murah.
Jenis-jenis Pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari saat
pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua cara , yaitu :
1) Pemeliharaan
terencana (planned maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah
pemeliharaan yang dilakukan secara terorginisir untuk mengantisipasi kerusakan
peralatan di waktu yang akan datang,pengendalian dan pencatatan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Corder, Antony, K. Hadi,
(1992) Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu:
a) Pemeliharaan
pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan (preventive
maintenance) adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin
menyebabkan produksi terhenti atau berkurangnya fungsi peralatan dikombinasikan
dengan pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi tersebut dan
mengembalikan mesin ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan
penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan
cacat atau kerugian.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render,
(2001) dalam bukunya “Operations
Management” preventive maintenance adalah : “A plan that involves routine inspections, servicing, and keeping
facilities in good repair to prevent failure”. Artinya preventive maintenance adalah sebuah perencanaan yang memerlukan
inspeksi rutin, pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik
sehingga tidak terjadi kerusakan di masa yang akan datang. Ruang lingkup
pekerjaan preventive termasuk : inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar
dari kerusakan.
Menurut Dhillon B.S, (2006) dalam
bukunya “maintainability, maintenance,
and reliability for engineers” ada 7 elemen dari pemeliharaan pencegahan
(preventive maintenance) yaitu:
·
Inspeksi:
memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai
dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk
standar yang pasti,
·
Kalibrasi:
mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau
parameter perbandingan untuk standar yang pasti,
·
Pengujian:
pengujian secara berkala (periodic) untuk dapat menentukan pemakaian dan
mendeteksi kerusakan mesin dan listrik,
·
Penyesuaian:
membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk
mencapai kinerja yang optimal,
·
Servicing:
pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya
dari kegagalan baru jadi,
·
Instalasi:
mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian
atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan,
·
Alignment:
membuat perubahan salah satu barang yang ditentukan elemen variabel untuk
mencapai kinerja yang optimal.
b) Pemeliharaan korektif
(Corrective Maintenance)
Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah
pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang dilakukan
untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah
terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. (Corder, Antony, K.
Hadi, 1992). Pemeliharaan ini meliputi reparasi minor, terutama untuk rencana
jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga overhaul
terencana.
Menurut Jay Heizer dan Barry Reder,
2001 pemeliharaan korektif (Corrective
Maintenance) adalah : “Remedial
maintenance that occurs when equipment fails and must be repaired on an
emergency or priority basis”. Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat
peralatan yang rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan darurat atau
karena merupakan sebuah prioritas utama.
Menurut Dhillon B.S,2001
Pemeliharaan korektif (Corrective
Maintenance) adalah pemeliharaan yang tidak direncanakan, tindakan yang
memerlukan perhatian lebih yang harus ditambahkan, terintegrasi, atau
menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan sebelumnya. Dengan demikian, dalam
pemeliharaan terencana yang harus diperhatikan adalah jadwal operasi,
perencanaan pemeliharaan, sasaran perencanaan pemeliharaan, faktor-faktor yang
diperhatikan dalam perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk
perencanaan yang efektif, dan estimasi pekerjaan. Jadi, pemeliharaan terencana
merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu
nganggur mesin. Adapun keuntungan lainya yaitu:
2) Pemeliharaan
tak terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah
pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu
segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya
hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan
kerja. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pada umumya sistem pemeliharaan
merupakan metode tak terencana, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau
tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan
kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.
Gambar
1. Diagram alir dari pembagian pemeliharaan
Kesimpulan : pelaksanaan
pemeliharaan di Momow ini tergolong masih sederhana karena pada dasarnya Momow
belum terlalu besar jadi pemeliharaan barang juga tidak rumit. Pemeliharaan
barang dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara pencegahan dan penggantian
barang yang rusak. Pencegahan dilakukan dengan cara pembersihan barang-barang
agar tidak mudah rusak, dan penggantian barang yang benar-benar rusak (tidak
dapat diperbaiki lagi). Pengecekan tentang pemeliharaan ini dilakukan dalam
kurun waktu 1bulan sekali, waktu laporan akhir bulan.
2.2.5. Tahap V (Penghapusan Barang)
1. Bagaimana
menentukan dan menetapkan cara penghapusan barang ?
Jawaban : Barang akan dihapus jika sudah sangat tua
dan rusak. Contohnya; barang yang sudah tidak layak biasanya di jual sebagai
barang bekas.
2. Bagaimana
membuat berita acara penghapusan perbekalan/barang ?
Jawaban :
·
Kami mengadakan rapat staf terlebih
dahulu untuk menentukan waktunya
·
Menunjuk staf yang bertanggungjawab atas
penghapusan barang dan mendatanya
·
Mengkonfirmasi kepada pihak pembeli
barang yang masuk dalam list penghapusan barang
·
Laporan pertanggungjawaban atas data
penghapusan barang.
Teori
Menurut Ibnu Syamsi Penghapusan (disposal) adalah penyingkiran barang-barang
inventaris, karena tidak diperlukan/digunakan lagi. (http://wahyufisipuns.blogspot.com/2014/02/pemeliharaan-dan-penghapusan-logistik.html)
Penghapusan peralatan kantor adalah
usaha menghapuskan barang-barang milik sebuah kantor dari dalam daftar
inventarisasi berdasarkan peraturan yang berlaku. Fungsi penghapusan
diantaranya adalah sebagai berikut:
- Membatasi kerugian/pemborosan
biaya untuk pemeliharaan/perbaikan, pengamanan barang-barang yang semakin
buruk kondisinya, barang yang berlebihan dan atau barang lainnya yang
tidak dapat digunakan lagi.
- Meringankan kerja pelaksanaan
inventaris.
- Membebaskan ruangan/pekarangan
kantor dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi.
- Membebaskan satuan organisasi
dari pengurusan dan pertanggungjawaban barang.
- Menghindari penjagaan keamanan
yang tidak bermanfaat untuk barang-barang yang tidak terpakai karena
rusak.
- Dalam keadaan rusak berat
sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.
- Perbaikan akan menelan biaya,
sehingga merupakan pemborosan.
- Secara teknis dan ekonomis
kegunaanya tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan.
- Hilang akibat susut diluar
kekauasaan pengurusan barang misalnya, bahan kimia dan sebagainya.
- Tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan masa kini.
- Kelebihan persediaan yang jika
disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan akhirnya tidak bisa digunakan
lagi.
- Musnah akibat bencana alam
- Hilang karena
dicuri/diselewengkan
(anugerahdino.blogspot.com/2015/01/penghapusan-peralatan-kantor.html)
Kesimpulan : dalam tahap ini Momow juga melakukan penghapusan barang
secara sederhana yaitu berdasarkan laporan setiap cabangnya tentang
barang-barang yang masuk dalam list penghapusan barang. Selanjutnya Momow
menyusun berita acara penghapusan barang, walaupun tergolong sederhana, namun
dalam pelaksanaanya dilakukan secara baik sehingga tidak terjadi hambatan yang
berarti.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Berdasarkan tahap awal hingga akhir,
Momow mampu menjalankan pengadaan, inventarisasi, penggudangan,
pemeliharaan, serta penghapusan barang dengan baik. Meskipun di dalam
pelaksanaan inventarisasinya secara teoritis belum terlalu mendetail, namun di
beberapa bagian mereka mampu menutupi kekurangan di inventarisasi tersebut.
Saran:
Akan lebih baik jika Momow mampu
melakukan inventarisasi barang dengan baik. Seperti, pemberian kode
inventarisasi barang, spesifikasi barang, dan perubahannya itu seperti apa,
karena memang di inventarisasilah Momow memiliki sedikit kekurangan.
Kekurangannya yaitu hanya mengandalkan pencatatan barang secara sederhana. Jika
pada tahap inventarisasi dapat diperbaiki, Momow akan lebih mampu menerapkan
kompetensi perbekalan secara lengkap dan lebih baik dari sekarang.
No comments:
Post a Comment