PELUANG PENGOLAHAN COKLAT
LAPORAN
Disusun
Guna Memenuhi Penilaian Tugas Kuliah
Mata Kuliah
Penulisan Laporan
Diploma III
Administrasi Perkantoran
Disusun Oleh :
Betty
Nugrahanti Mawengku
140204130600045
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2015
LATAR
BELAKANG
Coklat
adalah suatu sistem pangan dengan fase diskontinyu berupa lemak kakao tetapi
kadang-kadang bisa juga dicampur dengan jenis-jenis lemak lain serta fase
diskontinyu berupa padatanyang terdiri dari gula, kakao dan susu bubuk.
Konsumsi cokelat dunia masih didominasi oleh
Negara-negara besar seperti AS, Rusia, Jerman Barat, Inggris dan Prancis. Dari kelima negara tersebut, pertumbuhan
konsumsi di Rusia, AS dan Prancis masih cukup
tinggi dibandingkan dengan dua negara lainnya. Sementara itu, konsumsi biji kakao didalam negeri terutama diserap
oleh industri kakao olahan untuk dijadikan kakao bubuk, kakao mentega dan kakao dalam bentuk
makanan. Bahan baku yang digunakan oleh industri kakao olahan pada umumnya sebagian merupakan biji kakao yang
bermutu rendah yang diperoleh khususnya dari
perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat.
Masih
sedikit perusahaan dalam negeri yang memproses kakao menjadi cokelat.
CV.ANUGERAH MULIA adalah salah satu perusahaan yang memproduksi cokelat di
Indonesia,
dimana kualitas cokelat racikannya
tidak kalah bersaing dengan yang asal Eropa, yang terkenalsangat nikmat. Cokelat ini
memakai label Cokelat Monggo, dimana
nama itu sengaja dipilih karena
gampang diingat dan sangat familiar untuk masyarakat
Indonesia.
Sebagian besar pencinta cokelat selalu mencari cokelat
yang berkualitas untuk dikonsumsi. Kualitas cokelat ditentukan berdasarkan
persentasi kakao dan lemak kakao yang digunakan, cokelat dengan kualitas yang
baik akan meleleh di mulut dan memberikan 13 kenikmatan tersendiri bagi
penikmat cokelat. Sebagai souvenir khas Yogyakarta, Chocolate Monggo berusaha memberikan
rasa yang sangat tradisional sebagai ciri khas Chocolate Monggo dengan kualitas
cokelat yang tinggi.
Hal ini dibuktikan oleh Chocolate Monggo dengan bahan
dasar pembuatan cokelat yang mengandung kakao 58% dan tanpa bahan pengawet.
Rasa yang tradisional pada Chocolate Monggo dipengaruhi oleh kandungan jahe yang
dicampurkan ke dalam cokelat, jahe tersebut dimanfaatkan sebagai pengawet alami
Chocolate Monggo. Hal inilah yang menyebabkan sifat Chocolate Monggo
sangat mudah meleleh. Sebagai perusahaan yang bersaing dalam bisnis souvenir
internasional, CV. Anugerah Mulia dituntut untuk dapat memperkenalkan
produknya kepada konsumen.
Oleh karena itu walaupun rasa yang sangat mendasar dan
mutu yang tinggi pada Chocolate Monggo namun pada kenyataannya tampilan cokelat
yang telah dipasarkan saat ini tidak dapat menunjukan ciri tersendiri akan keunikan
daerah Jawa Tengah kepada konsumen. Menghadapi masalah tersebut, maka CV.
Anugerah Mulia memerlukan sebuah terobosan baru akan tampilan cokelat yang
lebih menarik untuk dijadikan souvenir berciri khas daerah Jawa Tengah.
MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
Mendapatkan tujuan untuk menyederhanakan dan
mengarahkan penelitian serta membatasi masalah di perusahaan CV. Anugerah Mulia
yang bersifat kompleks agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan ruang
lingkup pembahasan menjadi jelas dan tepat. Masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
·
Responden untuk
pengumpulan polling adalah turis asing yang datang ke Yogyakata, hal ini
dikarenakan 15 fokus penjualan cokelat tersebut adalah sebagai souvenir cokelat
export dan pusat penjualan Chocolate Monggo berada di Yogyakarta.
·
Pertimbangan
bahan baku pembuatan cokelat yang mengandung kakao dengan persentasi yang
tinggi sehingga sifat cokelatnya gampang meleleh.
·
Variasi Chocolate
Monggo yang dilakukan berdasarkan ide kreatif.
Permasalahan yang muncul adalah keberadaan bentuk
tampilan cokelat yang telah dipasarkan saat ini tidak dapat menunjukan ciri
tersendiri dari keunikan daerah Jawa Tengah kepada konsumen luar, walaupun dari
sisi packaging yang ada telah memiliki 3 icon pilihan Chocolate
Monggo (Becak, semar, dan borobudur). Oleh karena itu lewat permasalahan yang
ada, peneliti mambangkitkan beberapa alternatif yang dapat dijadikan bentuk
cetakan Chocolate Monggo yang berciri khas daerah Jawa Tengah. Berdasarkan polling
kepada responden (turis asing).
PUSTAKA
Sejak
tahun 2005, Cokelat Monggo hadir sebagai salah satu ikon wisata kuliner
Yogyakarta. Kekhasannya mampu disandingkan dengan ikon kuliner Yogya yang lain,
yaitu Gudeg dan Bakpia. Hal itu pun disampaikan oleh Edward Riando Picasauw,
pemilik Monggo Group. Menurut
Edo, panggilan akrab pendiri Monggo Group ini, Cokelat Monggo hadir dengan
mengedepankan konsep kebudayaan Jawa khususnya Yogyakarta. Terlebih saat ini
pabrik dan toko Cokelat Monggo terletak di Kotagede, yang notabene salah satu
tempat bersejarah di Yogyakarta. Dimana di Kotagede adalah pusat pemerintahan
Kerajaan Mataram pertama. "Salah
satu tujuan kita adalah ingin menambah ikon Kotagede yang telah dikenal lebih
dahulu sebagai pusat perak. Saya ingin jika orang datang ke Kotagede, selain
mencari perak juga akan mencari cokelat produk kita," ujar Edo.
Awal lahirnya Cokelat
Monggo berawal dari kerjasama
antara Edo dan temannya yang ahli cokelat dari Belgia, Thierry ingin membuat
produk cokelat yang berkualitas di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah salah
satu negara penghasil kakao terbesar di dunia, bahkan masuk dalam jajaran 3
besar. Dari kerjasama itulah, kemudian lahir Cokelat Monggo. Dulu namanya adalah
Kakaomania, tetapi karena terganjal ijin maka kita harus ganti nama. Lalu
tiba-tiba tercetuslah nama Monggo. Karena nama ini sangat mencerminkan budaya
Jawa.
Monggo
adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti "silahkan". Kata
tersebut sering sekali digunakan oleh orang-orang Yogya untuk menyambut tamu
atau mempersilhkan orang masuk ke rumah seseorang. Namun lebih dari itu, kata
"Monggo" seperti sudah menjadi ikon budaya Jawa. Sehingga nama itulah
yang dipilih untuk menamai produk cokelat milik Edo dan Thierry, karena sesuai
dengan konsep yang ingin mereka tawarkan.
Saat
ini, produk Cokelat Monggo sudah banyak ditemui di pasaran, khususnya di
Yogyakarta. Namun tak terbatas hanya di Yogya, Cokelat Monggo juga sudah mulai
dipasarkan di daerah Jawa dan Bali.
Jenis-Jenis Cokelat :
1. Couvert ure adalah jenis
cokelat terbaik. Cokelat ini murni dengan persentase lemak kakaonya yang
tinggi, sehingga menghasilkan flavor yang sangat baik. Biasanyadigunakan untuk
pembuatan produk cokelat buatan tangan. Sebelum digunakan, cokelat jenis
ini melalui proses temper (dilelehkan) terlebih dahulu.
2. Coklat Tawar: Cokelat jenis ini baik digunakan untuk
kue, dan aneka makanan ringanlainnya. Persentase massa kakao bervariasi, antara
30-70 persen. Semakin tinggikonsentrasi massa kakao, semakin baik flavor-nya.
3. Coklat Susu: Jenis cokelat yang satu ini merupakan
campuran gula, kakao, cokelat cair,susu, dan vanila. Cokelat jenis ini paling
banyak dikonsumsi. Massa kakaonya cukuprendah, hanya 20 persen dan rasanya
lebih manis dibandingkan cokelat tawar. Cokelatsatu ini pasti disukai anak-anak
karena bisa langsung disantap dengan rasa yang manis.Kandungan susunya membuat
rasa menjadi lebih lembut. Jika Anda hendak membuatkue, cokelat jenis ini
bukanlah pilihan yang baik. Selain kandungan cokelatnya relatif sedikit,
cokelat ini mudah hangus bila dilelehkan.
4. Coklat Putih: Cokelat yang umumnya berwarna putih ini
tidak mengandung massa kakao yang tinggi. Selain dikonsumsi langsung, cokelat putih kerap digunakan
untuk dekorasi. Cokelat ini terbuat dari
lemak cokelat, gula, dan vanili yang tidak mengandung cokelat padat. Karena
mudah hangus, ada baiknya dimasak secara hati-hati.
5. Kakao: Produk cokelat satu ini terbuat dari massa
kakao setelah lemak kakaonya dipisahkan. Produk ini sangat mudah diolah dan ekonomis.
6. Coklat Cair: Cokelat cair merupakan produk minuman
yang mengandung massa kakaodan mengandung kadar gula tinggi.
Produk – Produk yang dijual :
Macam –macam rasa ( 40 gram ) :
·
Praline – krim kacang mete
·
Caramello – krim karamel
·
Dark 58 % kakao
·
Stroberi
·
Durian
·
Cokelat susu – 41 % kakao
·
Mangga
·
Marzipan
Macam – macam rasa (80 gram)
o Kacang mete organik
o Orange peel
o Macamadia
o Jahe
o Dark tablet – 58 % kakao
o Dark 69 % kakao
o Cokelat susu – 41 % kakao
o Mangga
o Red chili
ANALISIS
Hasil analisis dan interpretasi data hasil riset pasar
adalah sebagai berikut:
A.
Potensi pasar
cukup besar karena 69,35% responden setuju jika cokelat dijadikan oleh-oleh
khas Yogyakarta.
B.
Hasil analisis
pasar adalah sebagai berikut:
·
Target konsumen
untuk produk cokelat praline ini adalah kaum remaja hingga dewasa tua.
·
Menjual produk cokelatnya
di Minimarket, Supermarket dan Pusat Oleh-Oleh.
·
Mampu membuat
cokelat yang berbeda dan unik sehingga tidak terkesan umum.
C.
Hasil analisis
produk adalah sebagai berikut:
ü Konsumen menyukai cokelat dengan rasa yang khas untuk
oleh-oleh khas Jogja.
ü Kisaran harga cokelat pasaran yang diketahui konsumen
adalah Rp 15.000,00 keatas sampai Rp 100.000,00.an.
ü Konsumen menyukai cokelat dengan bentuk Tugu Jogja,
Tokoh Wayang dan Batik untuk oleh-oleh khas Jogja.
ü Konsumen
menyukai cokelat dengan desain kemasan Batik, Tugu Jogja, Tokoh Wayang dan
Keraton Jogja.
D.
Hasil analisis
tren adalah sebagai berikut:
o Semakin tinggi status seseorang, semakin tinggi
kecenderungan untuk membeli oleh-oleh di pusat oleh-oleh.
o Semakin tinggi pendapatan seseorang, pilihan terhadap
rasa sebagai faktor terpenting dalam membeli cokelat juga meningkat.
o Pendapatan yang semakin meningkat menunjukkan peningkatan
persetujuan terhadap pernyataan “setuju jika cokelat dijadikan oleh-oleh khas Yogyakarta”.
o Sebanyak 40% responden di pusat oleh-oleh tidak
menyetujui jika cokelat dijadikan oleh-oleh khas Yogyakarta karena kesannya
umum.
o Sebanyak 50% responden di pusat oleh-oleh memilih
“rasa” sebagai faktor terpenting dalam membeli cokelat dan 50% lainnya memilih “harga”.
o Sebanyak 93% kaum wanita sering membeli oleh-oleh dan
84% kaum pria menyatakan hal yang sama.
o Sebanyak 67% kaum wanita berusia 36-41 tahun dan 56%
wanita berusia 42-45 tahun menjawab bahwa mereka sering membeli oleh-oleh
ditempat wisata.
o Kenaikan status diikuti dengan turunnya minat untuk
mencoba cokelat rasa kopi.
E.
Hasil analisis
similaritas adalah sebagai berikut:
·
Baik remaja,
anak muda ataupun dewasa sering membeli oleh-oleh jika mengunjungi suatu tempat.
·
Baik orang
Yogyakarta atau orang luar Yogyakarta setuju jika cokelat dijadikan sebagai oleh-oleh
khas Jogja.
·
Baik laki-laki
maupun perempuan memilih “rasa” sebagai faktor terpenting dalam membeli
cokelat.
F.
Hasil analisis
kontradiksi menunjukkan bahwa sebanyak 198 responden menulis alasan membeli
cokelat adalah untuk dikonsumsi, namun terdapat satu orang responden yang
menulis alasan membeli cokelat adalah untuk barang dagangan.
KESIMPULAN
Dari
usaha yang ditelusuri
yaitu coklat monggo dari jogjakarta bahwa usaha yang di mulai sejak tahun 2005 telah berkembang sampai sekarang dengan
citra rasa yang berbeda dan sama seperti kualitas cokelat luar negri, kemudian dengan hampir
100 staf yang berkerja dikantor yogyakarta dan jakarta. Produksi utama
dilakukan di pabrik di kotagede, yogyakarta, dimana ditangan Edward Riando Picasauw atau edo kelezatan
diciptakan. Cokelat
monggo mendistribusikan ke kota-kota di seluruh jawa dan bali dan berencana
untuk memperluas ke pulau-pulau lain di seluruh indonesia dalam waktu tidak
terlalu lama. Cokelat monggo terus berkerja untuk mengembangkan produk – produk
dengan menghargai yang ditawarkan indonesia untuk cokelat monggo.
Dengan
latar belakang seperti itu ditambah pengetahuannya tentang pembuatan coklat
olahan ia pun mulai memproduksi coklat monggo di yogyakarta dengan mesin dan
peralatan sederhana lewat
pengelolaan usaha yang professional, usaha yang dikembangkan oleh terry, ternyata cukup berhasil
di pasar dalam negeri. Meski harus bersaing dengan produsen sejenis dari dalam
negeri maupun cokelat impor, tapi cokelat monggo memiliki basis pasar yang
sangat kuat dari dalam negeri maupun coklat impor, tapi monggo memiliki basis
pasar yang kuat di beberapa daerah di dalam negeri.
Dalam
pembuatan cokelat memanfaatkan bahan baku yang berkualitas tinggi yakni premium
dark chocholate selain menggunakan bahan baku tersebut, juga memanfaatkan
mentega cocoa murni. “ setiap varian produk mempunyai keunikan tersendiri dari
citarasa asli bahan-bahan lokal yang merupakan kreasi dari ahli cokelat Belgia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://dwiemaya.blogspot.co.id/2012/08/makalah-cokelat-monggo.html
No comments:
Post a Comment