MENGANALISIS
Disusun Guna Memenuhi Penilaian Tugas Kuliah
Mata Kuliah Penulisan Laporan
Diploma III Administrasi Perkantoran
Disusun Oleh :
Betty Nugrahanti Mawengku
140204130600045
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
CONTOH MAKALAH MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi pada dasarnya
merupakan kerjasama dua orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan. Menurut
Sutarto (dalam Usman, 2009:146) organisasi adalah kumpulan orang, proses
pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial. Defenisi yang
dikemukakan Sutarto menekankan kepada tiga hal yaitu (1) adanya kumpulan orang,
(2) ada proses pembagian kerja antara orang-orang tersebut, dan (3) ada sistem
kerjasama atau sistem sosial di antara orang-orang tersebut.
Dalam mencapai tujuannya,
organisasi memerlukan berbagai macam sumber daya. Mulai dari sumber daya
manusia, peralatan, mesin, keuangan, dan sumber daya informasi. Setiap sumber
daya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Sebagai suatu sistem, sumber
daya-sumber daya tersebut akan berinteraksi dan saling bekerja sama sehingga
tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Sumber daya manusia sebagai
salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi memegang peranan yang penting
dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia
menggunakan sumber daya-sumber daya lain yang dimiliki oleh organisasi dalam
rangka mencapai tujuan. Mesin-mesin berteknologi canggih sekalipun tidak akan
ada artinya, jika sumber daya manusia yang menjalankannya tidak berkualifikasi
untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan sumber daya informasi. Sebaik dan
selengkap apapun informasi yang diterima oleh organisasi, tidak akan berarti
apa-apa, jika kualitas sumber daya manusia yang ada tidak mampu
menterjemahkannya menjadi informasi yang berguna bagi perkembangan dan kemajuan
organisasi.
Sumber daya manusia adalah
penduduk yang siap, mau dan mampu memberikan sumbangan terhadap usaha mencapai
tujuan organisasional. Dalam ilmu kependudukan, konsep sumber daya manusia ini
dapat disejajarkan dengan konsep tenaga kerja (manpower) yang
meliputi angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan
kerja. Angkatan kerja yang bekerja disebut juga dengan pekerja. (Ndraha, 1999)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana fungsi-fungsi
manajemen yang diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia yang terdiri
dari: (1) Perencanaan (Planning), (2) Pengorganisasian (Organizing),
(3) Pengarahan (Directing), dan (4) Pengendalian (Controlling).
Dan bagaimana fungsi-fungsi operasional yang dijalankan oleh manajemen sumber
daya manusia yang terdiri dari: (1) Pengadaan Tenaga Kerja (Procurement),
(2) Pengembangan (Development), (3) Kompensasi, (4) Integrasi, (5)
Pemeliharaan (Maintenance), dan (6) Pemutusan Hubungan Kerja (Separation).
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, dan untuk
membantu mahasiswa memahami bagaimana fungsi-fungsi manajemen sumber daya
manusia dan fungsi-fungsi operasional yang dijalankan manajemen sumber daya
manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Marwansyah (2010:3),
manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya
manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber
daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia,
perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan,
keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial.
Manajemen Sumber daya manusia
sering disebut juga dengan manajemen personalia. Manajemen personalia merupakan
proses manajemen yang diterapkan terhadap personalia yang ada di organisasi.
Menurut Flippo (1994:5), manajemen personalia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan
masyarakat.
Sastrohadiwiryo (2002)
menggunakan istilah manajemen tenaga kerja sebagai pengganti manajemen sumber
daya manusia. Menurutnya, manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan,
pembinaan, pengaturan, pengurusan, pengembangan unsur tenaga kerja, baik yang
berstatus sebagai buruh, karyawan, maupun pegawai dengan segala kegiatannya
dalam usaha mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai
dengan harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun
instansi.
Dari beberapa pendapat ahli
di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan terhadap sumber
daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2.2 Fungsi – Fungsi Dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia
Sebagaimana yang telah
dikemukakan pada bab pendahuluan, fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia,
secara garis besar dibagi dua, yaitu fungsi-fungsi manajemen dan fungsi-fungsi
operasional. Berikut akan di bahas satu persatu.
1. A. Perencanaan
Semua orang memahami bahwa perencanaan
adalah bagian terpenting, dan oleh karena itu menyita waktu banyak dalam proses
manajemen. Untuk manajer sumber daya manusia, perencanaan berarti penentuan
program karyawan (sumber daya manusia) dalam rangka membantu tercapainya
sasaran atau tujuan organisasi itu. Dengan kata lain mengatur orang-orang yang
dapat menangani tugas-tugas yang dibebankan kepada masing-masing orang dalam
rangka mencapai tugas organisasi yang telah direncanakan.
Perencanaan merupakan
kegiatan atau proses yang sangat penting dalam organisasi, termasuk dalam
manajemen SDM sebab perencanaan merupakan persyaratan pelaksanaan kegiatan yang
harus dilakukan. Perencanaan mengembangkan “focus” dan “fleksibilitas”
suatu organisasi yang memiliki focus untuk mengetahui apa yang terbaik,
mengetahui apa yang dibutuhkan.
“Perencanaan sumber daya
manusia adalah proses analisis dan identifikasi tersedianya dan kebutuhan akan
sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuan”
(Robert L.Mathis dan Jhon H.Jackson;2001)
1. B. Pengorganisasian
·
Menurut
Cefto Samuel C, The proccess of establishing ordrly uses for all
oeganizational’s resources. (pengorganisasian merupakan proses mengatur semua
kegiatan secara sistematis dalam mengelola sumber daya)
·
Menurut
Williams Chuck, Deciding where decision will be made, who will do that jobs
and task, and who will work for whom. (memutuskan dimana keputusan
akan dibuat, siapa yang akan melakukan pekerjaan dan tugas itu, dan
siapa yang akan bekerja serta untuk siapa mpekerjaan itu dilakukan)
Jadi, perngorganisasian
adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik
lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan
serta menggapai tujuan bersama. Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas
penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan
menghasilkan penataan dari karyawan.
Fungsi perngorganisasian
adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik
lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan
serta menggapai tujuan perusahaan
Pengorganisasian merupakan
sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi
manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan. Hal pokok yang perlu
diperhatikan dari pengorganisasian :
1. Menentukan arah dan sasaran
satuan organisasi,
2. Menganalisa beban kerja
masing – masing satuan organisasi.
3. Membuat job description (
uraian pekerjaan)
4. Menentukan seseorang atau
karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan arah dan sasaran, beban kerja, dan
urian kerja dari masing – masing satuan organisasi.
5. C. Pengarahan
Fungsi pengarahan ini
menyangkut kepada pelaksanaan rencana yang telah disusun dan telah
diorganisasikan. Dalam fungsi pengarahan ini, terdapat pemotivasian,
pelaksanaan pekerjaan, pemberian perintah, dan sebagainya. Intinya bagaimana
menyuruh orang untuk bekerja secara efektif. Untuk melakukan kegiatan yang
telah direncanakan, dan agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efektif
maka diperlukan adanya arahan (directing) dari manajer. Dalam suatu
organisasi yang besar biasanya pengarahan tidak mungkin dilakukan oleh manajer
itu sendiri, melainkan didelegasikan kepada orang lain yang diberi wewenang
untuk itu. pengarahan adalah suatu proses pembimbingan, pemberi petunjuk, dan
intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Pengarahan (Direction)
adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan
menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada
tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya
memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi
mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah
agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik. Para ahli banyak berpendapat
kalau suatu pengarahan merupakan fugsi terpenting dalam manajemen. Karena
merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan
dengan baik oleh seorang pemimpin.
Karena pemimpin adalah manajemen pengarahan yang berhubungan dengan usaha
memberikan bimbingan dan saran kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas
masing-masing, maka pengarahan ada hubungannya dengan kepemimpinan atau seorang
manager yang akan memberikan pengarahan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Seorang manajer atau pemimpin
yang baik hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada anggotanya karena hal
tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya
manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari yang lain. Ada 4
kemampuan yang dibutuhkan dalam masalah kemimpinan atau sebagai manager,
diantaranya:
1. Kemampuan untuk menggunakan
kekuasaan secara efektif dan penuh rasa tanggungjawab, sehingga dapat dikatakan
mampu memberi pengarahan.
2. Kemampuan untuk memahami
bahwa setiap manusia memiliki berbagai pendorong motivasi pada setiap waktu dan
situasi berbeda.
3. Kemampuan untuk memberi
inspirasi
4. Kemampuan untuk menciptakan
situasi-situasi yang kondusif bagi peningkatan motivasi.
Pengarahan pada hakikatnya
adalah keputusan-keputusan pimpinan yang dilakukan agar kegiatan-kegiatan yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan pegarahan directing diharapkan
:
1. Adanya kesatuan perintah
(unity of command)
Dengan pengarahan ini akan
diperolah kesamaan bahasa yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga
tidak tercapai kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelaksana.
1. Adanya hubungan langsung
dengan bawahan
Dengan pengarahan yang berupa
peutnjuk atau perintah atasan yang langsung kepada bawahan, tidak akan terjadi
miskomunikasi. Disamping itu pegarahan yang langsung ini dapat mempercepat
hubungan antara atasan dan bawahan.
1. Adanya umpan balik yang
langsung.
Pimpinan dengan cepat
memperoleh umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan
balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan. Salah satu alasan pentingnya
pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara memotivasi bawahan adalah:
1. Motivasi secara implisit,
yakni pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dengan
demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika
diperlukan.
2. Adanya upaya untuk
mensingkronisasikan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari para anggota
organisasi.
3. Secara eksplisit terlihat
bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam memberikan jasa-jasanya
memerlukan beberapa perangsang atau insentif.
Selain itu ada cara-cara
pengarahan yang dapat dilakukan, diantaranya :
1. Orientasi merupakan cara
pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat
dilakukan dengan baik.
2. Perintah merupakan permintaan
dari pimpinan kepada orang ang berada dibawahnya untuk melakukan atau
mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3. Delegasi wewenang, dalam
pendelegasian wewenan ini pemimipin melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahannya. Kemampuan seseorang manajer untuk memotivasi
akan mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi akan menentukan efektifitas
manajer. Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu sistem akan mampu
meramalkan perilaku dari bawahannya.
Motivasi yang telah
disebutkan diatas, akan memengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi akan
menentukan efektifitas manajer. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat
prestasi seseorang yaitu kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku
untuk mencapai prestasi yang maksimal disebut prestasi peranan. Dimana antara
komunikasi kemampuan dan persepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling
berinteraksi.
Fungsi Pengarahan dan
Implementasi adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi
yaitu mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan, memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai
pekerjaan, menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
Pengarahan (leading) untuk
membuat atau mendapatkan para karyawan untuk melakukan apa yang diinginkan dan
harus mereka lakukan. Dikenal sebagai leading, directing motivating, atau
actuating. Pengarahan memiliki beberapa karakteristik :
1. Pervasive function, yaitu
pengarahan yang diterima pada berbagai level organisasi. Setiap menajer
menyediakan petunjuk dan inspirasi pada bawahannya.
2. Continous activity , pengarahan
merupakan aktifitas yang berkelanjutan disepanjang masa organisasi.
3. Human factor, fungsi
pengarahan berhubungan dengan bawahan dan oleh karena itu berhubungan dengan
human factor. Human factor itu sendiri adalah perilaku manusia yang kompleks
dan tidak bisa diprediksi.
4. Creative activity, fungsi
pengarahan yang membantu dalam mengubah rencana kedalam tindakan. Tanpa fungsi
ini seseorang dapat menjadi inaktif dan sumber fisik menjadi tak berarti.
5. Executive function, fungsi
pengarahan dilaksanakan oleh semua menejer dan executive pada semua level
sepanjang bekerja pada sebuah perusahaan, bawahan menerima instruksi hanya dari
atasannya.
6. Delegatd function, pengarahan
seharusnya adalah suatu fungsi yang berhadapan dengan manusia. atasan harus
dapat mengetahui bahwa perilaku manusia merupakan suatu hal tidak dapat
diprediksi dan alami sehingga atasan dapat mengkondisikan perilaku seseorang
kearah tujuan yang diharapkan.
Fungsi pengarahan adalah
suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan fektifitas dan efisiensi
kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis
dan lain sebagainya.
Pengarahan pada dasarnya
berkaitan dengan :
1. Faktor individu dalam
kelompok
2. Motivasi dan kepemmpinan
3. Kelompok kerja, dan
4. Komunikasi dalam organisasi
1. D. Pengendalian
Pengendalian sebagai sebuah
fungsi dari manajemen telah mengalami perkembangan definisi dari masa ke masa,
yang cukup popular adalah pendapat Usury dan Hammer (1994:5) yang berpendapat
bahwa “Controlling is management’s systematic efforts to achieve objectives
bycomparing performances to plan and taking appropriate action to correct
important differences” yang artinya pengendalian adalah sebuah usaha sistematik
dari manajemen untuk mencapai tujuan dengan membandingkan kinerja dengan
rencana awal kemudian melakukan langkah perbaikan terhadap perbedaan-perbedaan
penting dari keduanya. Namun secara sederhana pengendalian dapat diartikan
sebagai proses penyesuaian pergerakan organisasi dengan tujuannya.
Tujuan dan Fungsi
Pengendalian
Berdasarkan pengertian yang
telah disebutkan di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan dari Pengendalian
adalah untuk menyesuaikan gerak organisasiyang sedang berlangsung dengan tujuan
dan rencana awal dari organisasi itusendiri.
Adapun fungsi pengendalian
adalah :
1. Meningkatkan akuntabilitas;
2. Merangsang kepatuhan pada
kebijakan, rencana, prosedur, peraturan,dan ketentuan yang berlaku;
3. Melindungi aset organisasi;
4. Pencapaian kegiatan yang
ekonomis dan efisien;
Azaz-azaz pengendalian
adalah:
1. Efektifitas;
2. Efisiensi;
3. Kejujuran;
4. Transparansi;
5. Tindakan korektif ;
Syarat Pengendalian.
Beberapa syarat yang
sebaiknya dipenuhi dalam sebuah pengendalian adalah sebagai berikut :
1. Terencana dengan matang;
2. Memiliki Prosedur Operasional
Standar dalam implementasinya;
3. Dijalankan oleh orang yang
amanah dan berkapasitas;
4. Akuntabel/transparan dan
tertulis;
5. Efisien dalam penggunaan
anggaran;
Pengendalian berarti
pengamatan atas tindakan dan perbandingannya dengan rencana dan perbaikan atas
setiap penyimpangan yang mungkin terjadi. Pada saat-saat tertentu juga diadakan
penyusunan kembali rencana-rencana dan penyesuaiannya terhadap penyimpangan
yang tidak dapat diubah.
Fungsi pengendalian adalah
untuk mengatur kegiatan, agar kegiatan-kegiatan organisasi itu diharapkan dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Di samping itu pengendalian juga dimaksudkan
untuk mencari jalan ke luar atau pemecahan apabila terjadi hambatan pelaksanaan
kegiatan.
2.3 Fungsi –
fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia
1. A. Pengadaan
tenaga kerja
Jika dilihat dari
fungsi rekruitmen, seorang manajer sumber daya manusia akan
bertujuan untuk memperoleh jenis dan jumlah tenaga atau sumber daya manusia
yang tepat, sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh unit-unit kerja yang
bersangkutan. Penentuan sumber daya manusia yang akan dipilih harus benar-benar
yang diperlukan, bukan karena ada tenaga tersedia. Oleh sebab itu system
rekruitmen yang mencakup seleksi harus terlebih dahulu dikembangkan secara
matang.
Pengadaan tenaga kerja adalah
fungsi operasional pertama dari manajemen sumber daya manusia, yaitu berupa
usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang
diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam
pengadaan tenaga kerja adalah penentuan sumber daya manusia yang dibutuhkan dan
perekrutannya, seleksi dan penempatan.
1. B. Pengembangan
Pengembangan sumber daya
manusia merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang perlu untuk
prestasi kerja yang tepat. Pengembangan sumber daya manusia ini diperlukan
karena adanya perubahan-perubahan teknologi, reorganisasi pekerjaan, dan tugas
manajemen yang semakin rumit. Dengan adanya tenaga atau sumber daya, yang telah
diperoleh suatu organisasi, maka perlu diadakan pengembangan tenaga sampai pada
taraf tertentu sesuai dengan pengembangan organisasi itu. Pengembangan sumber
daya ini penting, searah dengan pengembangan organisasi. Apabila organisasi itu
ingin berkembang maka seyogianya diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan
pelatihan yang berkesinambungan.
Definisi pengembangan
karyawan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui
pendidikan dan pelatihan. Adapun tujuan dari pengembangan karyawan adalah
menyangkut beberapa hal, diantaranya :
1. Produktivitas Kerja
Dengan pengembangan,
produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi
semakin baik, karena technical skill, human skill dan managerial skill karyawan
yang semakin membaik.
1. Efisiensi
Penegmbangan karyawan
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku dan mengurangi
ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relative mengecil
sehingga daya saing perusahaan semakin besar
1. Mengurangi Kerusakan
Pengembangn karyawan juga
bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi dan mesin-mesin karena
karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanaan pekerjaannya.
1. Mengurangi kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk
mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang
dikeluarkan perusahaan berkurang.
1. Meningkatkan Service
Pengembangan akan
meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah
perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang
sangat penting bagi rekanan-rekanan perusahaan yang bersangkutan
1. Moral
Dengan pengembangan, moral
karyawan akan lebih baik karena keahlian dan ketrampilannya sesuai dengan
pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik
1. Karir
Dengan pengembangan,
kesempatan untuk untuk meningkatkan karir karyawan semakin besar, karena keahlian,
ketrampilan dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya
didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang
1. Konseptual
Dengan pengembangan, manajer
semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan yang lebih baik karena
technical skill, human skill dan managerial skill-nya lebih baik
1. Leadership
Dengan pengembangan
kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik, human relation-nya lebih luwes,
motivasinya terarah sehingga pembinaan kerja sama vertical dan horizontal
semakin harmonis
1. Incentives
Pengembangan juga dimaksudkan
untuk meningkatkan insentif, fee, maupun benefit yang didasarkan pada prestasi
kerja para karyawa.
1. Consumer Satisfaction
Pengembangan para karyawan
akan searah dengan pengembangan kualitas produk, dan layanan sehingga tentunya
akan berkaitan dengan kepuasan konsumen.
Pelaksanaan pengembangan
harus didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam program
pengembangan perusahaan yang dirumuskan oleh bagian atau suatu tim
pengembangan. Metode pengembangan terdiri atas metode latihan atau training
yang diberikan kepada karyawan operasional dan metode pendidikan atau lecturing
yang khusus diberikan kepada karyawan manajerial.
1. On the Job Training
Yaitu pelatihan dengan
instruksi, maksudnya adalah para pekerja ditempatkan dalam kondisi riil dibawah
bimbingan dan supervise dari seorang pegawai senior atau supervisor. Metode ini
menggunakan pendekatan Job Instruction Training yakni instruktur memberikan
pelatihan kepada pegawai senior atau supervisor kemudian pegawai senior
memberikan pengalamannya kepada pekerja!
1. Vestibule
Yakni suatu metode latihan
yang dilakukan dalam kelas atau workshop yang bia sanya diselenggarakan dalam
suatu perusahaan industry untuk memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru
dan melatih mereka mengerjakan pekerjan tersebut. Tentunya dengan duplikasi
bahan, alat-alat dan konisi yang akan mereka temui dalam situasi kerja yang
sebenarnya.
1. Demonstrasi
Yakni metode latihan yang
dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan
sesuatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan.
Peserta melihat sendiri teknik mengerjakannya, diberikan penjelasan-penjelasan
bahkan kalau perlu mencoba mempraktekannya sendiri.
1. Programmed Instruction
Merupakan bentuk pelatihan
agar peserta dapat belajar sendiri karena langkah-langkah pengerjaan sudah
diprogram, biasanya dengan computer, buku atau mesin pengajar. Instruksi
terprogram meliputi pemecahan informasi dalam beberapa bagian kecil sedemikian
rupa sehingga dapat dibentuk program pengajaran yang mudah dipahami dan saling
berhubungan.
1. Magang
Melibatkan pembelajaran dari
pekerja yang lebih berpengalaman dan dapat ditambah pada teknik off the job
training. Banyak pekerja ketrampilan tangan seperti tukang pipa dan kayu,
dilatih melalui program magang resmi. Asistensi dan kerja sambilan bisa
disamakan dengan magang karena menggunakan partisipasi tingkat tinggi dari
peserta sekaligus memiliki feedback yang tinggi pula. Sedangkan untuk
pengembangan dengan metode lecturing, ada beberapa pendekatan yang bisa
dipakai, namun dalam makalah ini pemakalah hanya menyajikan lima metode yang
paling sering digunakan dalam suatu perusahaan :
1. Seminary
Metode ini menggunakan
pendekatan ceramah atau presentasi dari instruktur. Gunanya tentu untuk
meningkatkan kemampuan manajerial para pimpinan. Metode ini dilakukan dalam
dalam suatu classroom dengan jangkauan audiens yang banyak.
1. Lokakarya.
Menggunakan pendekatan yang
mirip dengan seminary, yakni menggunakan ceramah atau presentasi, namun
bedanya, peserta tidak pasif mendengarkan begitu saja, tapi juga turut diminta
partisipasinya dalam memecahkan suatu masalah.
1. Under Study.
Hampir sama dengan on the job
training, hanya bedanya dilakukan dalam tataran kepemimpinan. Dimana calon
pemimpin dipersiapkan untuk menggantikan jabatan atasannya. Calon dipersiapkan
untuk mengisi jabatan apabila pimpinannya berhenti.
1. Job Rotation
Adalah teknik pengembangan
yang dilakukan dengan cara memindahkan peserta dari suatu jabatan ke jabatan
lainnya secara periodic untuk menambah keahlian dan kecakapannya pada setiap
jabatan. Hal ini merupakan antisipasi jika ia dipromosikan, ia akan siap, memiliki
pengetahuan dan kapasitas yang baik
1. Coaching dan Counseling
Coaching adalah suau metode
pendidikan dengan cara atasan mengajarkan keahlian dan ketrampilan kerja kepada
bawahannya. Dalam metode ini, supervisor diperlukan sebagai petunjuk untuk memberitahukan
kepada para peserta mengenai tugas yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara
mengerjakannya. Sedangkan counseling adalah suatu cara pendidikan dengan
melakukan diskusi antara pekerja dan manajer mengenai hal-hal yang sifatnya
pribadi, seperti keinginannya, ketakutannya dan aspirasinya.
1. C. Kompensasi
Kompensasi adalah merupakan
fungsi manajemen yang sangat penting. Melalui fungsi ini organisasi memberikan
balas jasa yang memadai dan layak kepada karyawan. Hal ini wajar karena
karyawan sebagai sumber daya manusia organisasi tersebut telah memberikan
jasanya yang besar terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dari hasil-hasil
penelitian, meskipun kompensasi bukan hanya berupa materi atau uang, namun
bentuk gaji sangat penting untuk meningkatkan hasil kerja.
Kompensasi dirumuskan sebagai
balas jasa yang memadai dan layak kepada sumber daya manusia atas sumbangan
mereka kepada pencapaian tujuan organisasi. Kompensasi ini berkaitan erat
dengan pokok-pokok seperti evaluasi pekerjaan, kebijakan pengupahan, sistem
pengupahan, dan lain sebagainya.
1. D. Integrasi
Integrasi adalah kegiatan
manajemen yang bertujuan untuk rekonsiliasi kepentingan-kepentingan karyawan
dalam suatu organiasasi. Telah di sadari bersama bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan organisasi sering terjadi benturan kepentingan di antara karyawan atau
antara karyawan dengan manajer. Untuk itulah pentingnya fungsi integrasi ini
agar diperoleh kesepakatan kembali dalam pelaksanaan kegiatan organisasi.
Integrasi merupakan usaha
untuk menghasilkan rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas
kepentingan-kepentingan perorangan, masyarakat dan organisasi. Adanya tumpang
tindih kepentingan yang cukup berarti antara perorangan, masyarakat dan
organisasi, menyebabkan perlukan mempertimbangkan perasaan, dan sikap
personalia dalam menerapkan asas-asas dan kebijakan organisasi.
1. E. Pemeliharaan
Menurut Edwin B. Flippo “The maintenance function of personnel is
concerned primarily with preserving the physical, mental, and emotional
condition of employees”. Karyawan adalah asset (kekayaan) utama setiap
perusahaan, yang selalu ikut aktif berperan dan paling menentukan tercapai
tidaknya tujuanperusahaan.Oleh karena itu, keamanan dan keselamatannya
perlumen dapat pemeliharaan sebaik-baiknya dari pimpinan perusahaan
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh darimanajer.Jika pemeliharaan karyawan kurangdiperhatikan,
semangat kerja, sikap, loyalitas karyawan akan menurun. Absensinya dan
turn-over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan,
kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan dengan baik dan
biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Pemeliharaan (maintenance)
adalah usaha mempertahankan dana atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan
sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang
tercapainya tujuan perusahaan.
Tujuan Pemeliharaan :
1. Untuk meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
2. Meningkatkan disiplin dan
menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan
menurunkan turn-over karyawan.
4. Memberikan ketenangan,
keamanan, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan
karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik,
mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik serta
menciptakan suasana yang harmonis.
8. Mengefektifkan pengadaan
karyawan.
Asas-asas Pemeliharaan
Karyawan
1. Asas Manfaat dan Efesiensi
Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan memberikan manfaat
yang optimal bagi perusahaan dan karyawan.Pemeliharaan ini hendaknya
meningkatkan prestasi kerja, keamanan, kesehatan, dan loyalitas karyawan dalam
mencapai tujuan.Asas ini harus deprogram dengan baik supaya tidak
sia-sia.
1. Asas Kebutuhan dan Kepuasan
Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menja didasar program
pemeliharaan karyawan.Asas ini penting supaya tujuan pemeliharaan,
kesehatan, dan sikap karyawan baik, sehingga mereka mau bekerja secara efektif
dan efesien menunjuang tercapainya tujuan perusahaan.
1. Asas Keadilan dan Kelayakan
Keadilan dan kelayakan
hendaknya dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Karena keadilan dan
kelayakan akan menciptakan ketenangan dan konsentrasi karyawan terhadap
tugas-tugasnya, sehingga disiplin, kerjasama, dan semangat kerjanya meningkat.
Dengan asa sini diharapkan tujuan pemberian pemeliharaan akan tercapai.
1. Asas Peraturan Legal
Peraturan-peraturan legal
yang bersumber dari undang-undang, Keppres, dan keputusan mentri harus
dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Hal ini penting untuk menghindari
konflik dan intervensi serikat buruh dan pemerintah.
1. Asas Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan menjadi
pedoman dan asas program pemeliharaan kesejahteraan karyawan. Jangan sampai
terjadi pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang mengakibatkan hancurnya
perusahaan.
Dalam pemeliharaan dibutuhkan
strategi dalam pelaksanaannya, pemilihan metode yang tepat sangat penting,
supaya pelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi
perusahaan.
Fungsi pemeliharaan ini
terkait dengan bagaimana usaha untuk mengabadikan keadaan baik yang sudah
tercipta. Memiliki angkatan kerja yang mempunyai kemauan dan kemampuan untuk
bekerja perlu di pelihara dengan baik.
1. F. Pemutusan
Hubungan Kerja (Separation)
Seorang karyawan tidak mungkin akan selalu bekerja pada organisasi
tertentu. Pada suatu ketika paling tidak mereka harus memutuskan hubungan kerja
dengan cara pensiun. Untuk itu maka tenaga kerja atau karyawan tersebut harus
kembali ke masyarakat. Organisasi harus bertanggung jawab dalam memutuskan
hubungan kerja ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dan menjamin
warga masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik
mungkin. Seorang manajer sumber daya manusia harus melaksanakan
fungsi ini dengan baik
Pelaksanaan berbagai fungsi manajemen sumber daya manusia sebenarnya
bukan hanya menciptakan sumber daya manusia yang produktif mendukung tujuan
organisasi, akan tetapi juga menciptakan suatu kondisi yang lebih baik guna
meningkatkan potensi dan motivasi sumber daya manusia dalam berkarya.
Pelaksanaan job analysis, perencanaan sumber daya manusia, rekruitmen dan
seleksi, penempatan dan pembinaan karir serta pendidikan dan pelatihan yang
baik dapat meningkatkan potensi sumber daya manusia untuk berkarya, karena
telah mendapatkan bekal pengetahuan, keterampilan dan ditempatkan pada
kedudukan yang tepat (the right man on the right place). Sedangkan
pelaksanaan fungsi sumber daya manusia lainnya seperti kompensasi, perlindungan
dan hubungan tenaga kerja yang baik akan dapat menimbulkan stimulus yang
mendorong meningkatnya motivasi kerja
sumber daya manusia.
Oleh karena demikian, untuk
melindungi karyawan dari tindakan demikian, maka pemerintah telah mendaptkan
kebijakannya sebagai tertuang di dalam undang-undang No. 13 Tahun 2003 bahwa,
pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan:
1. Pekerja berhalangan masuk karena
sakit perut menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 bulan
secara terus menerus.
2. Pekerja berhalangan Negara
sesuai denganketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pekerjaan mengerjakan
ibadah yang diperintahkan agamnya.
3. Pekerja menikah Pekerja
mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinan dengan pekerjan lainnya
dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
4. Pekerja mendirikan, mejadi
anggota dan/atau pengurus serikat pekerja, pekerja melakukan kegiatan serikat
pekerja di luar jam kerja atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha,
atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam pernjanjian kerja bersama.
5. Pekerja yang mengadukan
pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan
tindakan pidana kejahatan.
6. Karena perbedaan yang paham,
agama, aliran politik, suku, wana kulit, golongan, jenis kelami, kondisi fisik
atau status perkawinan.
7. Pekerjaan dalam keadaan cacat
tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau karena hubungan kerja yang menurut
surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat
dipastikan.
Di samping hal tersebut di
atas yang melarang pengusaha mengadakan pemutusan hubungan kerja dengan
karyawannya, tapi ada juga yang membolehkan pengusaha mengadakan pemutusan
kerja dengan karyawan dengan asalan pekerja telah melakukan kesalahan berat
sebagai berikut:
1. Melakukan penipuan, pencurian
atau penggelapan dan/atau uang milik perusahaan. Memberikan keterangan palsu
atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan.
2. Mabuk, minum-minuman kerjas
memabukan, memakai atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya di lingkungan karja.
3. Melakukan perbuatan asusiala
atau perjudian di lingkungan karja.
4. Menyerang, menganiaya,
mengancam astau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan
kerja.
5. Membujuk teman sekerja atau
pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
6. Dengan ceroboh atau sengaja merusak
atau mebiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan
rugi bagi perusahaan.
7. Dengan ceroboh atau
membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja.
8. Membongkar atau membocorkan
rahasia perusahaan yang harusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara.
Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana 5
tahun atau lebih.
Semua kegiatan seperti di
atas, baru pengusaha memutuskan melakukan pemutusan hubungan hubungan kerja
dengna karyawan, apabila memang benar-benar terbukti dengan didukung oleh
bukti-bukti, atau tertangkap tasngan dan adanya pengakuan dari karyawan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya,
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
·
Manajemen
sumber daya manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
·
Fungsi-fungsi
manajemen yang diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia terdiri dari, (1)
Perencanaan (planning), (2) Pengorganisasian (organizing), (3)
Pengarahan (directing), dan (4) Pengendalian (controlling).
Adapun fungsi-fungsi operasional yang dijalankan oleh manajemen sumber daya
manusia yaitu, (1) Pengadaan Tenaga Kerja (procurement), (2)
Pengembangan (development), (3) Kompensasi, (4) Integrasi, (5)
Pemeliharaan (maintenance), dan (6) Pemutusan Hubungan Kerja (separation).
3.2
Saran
Dalam makalah ini penulis
menyarankan agar manajemen sumber daya manusia hendaknya dijalankan dengan
sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi sumber daya
manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi. Perkembangan
psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya
manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber daya manusia dalam
organisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Dessler, Gary. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.
Flippo, Edwin B. 1994. Manajemen
Personalia: Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Marwansyah. 2010. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto.
2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian, Sondang P.
1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2009. Manajemen:
Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
1.
Apa
topik dari makalah ?
2.
Inti
dari makalah dan menggambarkan sikap apa ?
3.
Menganalisis
isi pokok kemudian jelaskan dan simpulkan dengan baik !
4.
Menggunakan
kutiapan apa ?
5.
Menggunakan
jenis penulisan kutipan apa, konsisten atau tidak konsisten ?
No comments:
Post a Comment