KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan paper ini. Semoga paper ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan
penulis semoga paper ini mampu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi paper ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Semarang,05
Mei 2015
Penullis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah sumber daya
manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat
bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam
setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta
sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang
andal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus
diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya
manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan
perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya
manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan
yang selalu berubah. Manajemen persediaan juga merupakan masalah penting yang
dihadapi oleh perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada kelancaran pemenuhan permintaan konsumen maka
manajemen harus selalu berusaha menjamin ketersediaan bahan. Manajemen
persediaan mengharuskan adanya pengelolaan persediaan untuk merencanakan dan
mengendalikan persediaan pada tingkat yang optimum, menentukan kualitas
persediaan yang wajar untuk memenuhi kebutuhan pengolahan/produksi atas suatu
dasar yang terjadwal dan sesuai dengan order pelanggan. Tujuan dari manajemen
persediaan tidak hanya mempertimbangkan biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan
biaya transportasi, tetapi pertimbangan lain yang harus dilakukan adalah
tingkat layanan (service level) bagi pelanggan. Istilah perbekalan juga biasa
disebut dengan beberapa istilah seperti logistik, barang, material, peralatan,
perlengkapan dan sarana prasarana. Oleh karena itu, manajemen perbekalan pun
lazim disebut dengan beberapa istilah seperti manajemen logistik, administrasi
perbekalan, manajemen barang, administrasi barang, manajemen material ataupun
administrasi material. Berdasarkan batasan tersebut dapat dinyatakan bahwa
manajemen perbekalan merupakan serangkaian kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan,
pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan penghapusan perbekalan guna
mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen Perbekalan sangat penting bagi setiap kantor maupun organisasi.
Karena kegiatan yang dilakukan di kantor yang berkaitan dengan perbekalan mulai
dari perencanaan pengadaan dan penyimpanan barang perlui diatur.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian perbekalan ?
2. Bagaimana
pengadaan, inventarisasi, penggudangan, pemeliharaan, penghapusan barang di Momow Kerang dan Leker ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
Pengertian Perbekalan.
2. Memahami
bagaimana Pengadaan Barang, Inventarisasi Barang, Penggudangan Barang, Pemeliharaan Barang, Penghapusan Barang di Momow Kerang dan Leker.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perbekalan
Manajemen perbekalan
adalah unik karena ia merupakan salah aktivitas perusahaan yang tertua tetapi
juga termuda. Aktivitas perbekalan itu
antara lain lokasi, fasilitas transportasi, inventarisasi, komunikasi, dan pengurusan
dan penyimpanan telah dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi komersial.
Tujuan perbekalan yakni menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material
dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang dipakai,
ke lokasi dimana ia dibutuhkan dan dengan total biaya yang terendah.
2.2. Pengadaan, inventarisasi, penggudangan, pemeliharaan, penghapusan barang di “momow”
Momow merupakan tempat makan yang
lumayan merakyat, enak dan murah. Disini tersedia menu
kerang dan leker.
Momow memiliki 3 cabang di Semarang
:
a.
Daerah Karangjati, PLN Jatingaleh
masuk ke arah jatidiri, tempatnya di kanan jalan, depan alfamart
Buka pada pukul 18.00-23.00
b.
Daerah Cemara Banyumanik, deket
pengkolan persewaan buku Garfield
Buka pada pukul 12.00-23.00
c.
Daerah Veteran, dari arah Simpang
Lima Semarang, ada Polda belok kanan, tempatnya kanan jalan
Buka
pada pukul 18.00-23.00
2.2.1. Tahap I (Pengadaan Barang)
Ø Wawancara :
1. Apa
saja yang termasuk perbekalan di Momow ?
Jawaban
: Yang termasuk dalam perbekalan disini antara lain; bahan baku pembuatan di
daftar menu, meja, kursi, dan peralatan dapur.
2. Bagaimana
cara pengadaan barang di Momow ?
Jawaban
: Melakukan survei pasar (untuk menentukan supplier kerang dan bahan baku yang baik).
3. Apakah
di Momow membuat laporan pemakaian barang ?
Jawaban
: Iya, setiap pemakaian barang dilakukan setiap harinya disini.
4. Apakah
di Momow melakukan pemilihan dan penentuan supplier ?
Jawaban
: Iya, seperti yang dijelaskan tadi kita sudah melakukan survei pasar
menentukan supplier bahan baku yang baik.
5. Bagaimana
caranya melakukan order pembelian bahan baku di Momow ?
Jawaban
: Setelah kami melakukan survei pasar dan menentukan penjual yang memenuhi
kriteria kami, kami order barang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh
tiga cabang Momow.
6. Bagaimana
cara melakukan pengecekan pengadaan terhadap bahan baku ?
Jawaban
: Setiap supplier melakukan penyetoran, kita selalu mengecek berapa bahan baku
yang sudah masuk dan kita terima.
Ø Teori
Menurut Budiharjo Hardjowijono dan Hayie Muhammad (2008)
pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
pengadaan yang dipraktekkan secara internasional efisiensi, efektifitas,
persaingan sehat, keterbukaan, transpraransi, tidak diskriminasi dan
akuntabilitas.
1.
Efisiensi
Prinsip efisiensi dalam pengadaan barang dan jasa adalah
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa dalam
jumlah, kualitas yang diharapkan, dan diperoleh dalam waktu yang optimal.
2.
Efektif
Prinsip efektif dalam pengadaan barang dan jasa adalah
dengan sumber daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa yang mempunyai nilai
manfaat setinggi-tingginya.
3.
Persaingan
Sehat
Prinsip persaingan yang sehat dalam pengadaan barang dan
jasa adalah adanya persaingan antar calon penyedia barang dan jasa berdasarkan
etika dan norma pengadaan yang berlaku, tidak terjadi kecurangan dan praktek
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
4.
Terbuka
Prinsip terbuka dalam pengadaan barang dan jasa adalah
memberikan kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang kompeten untuk
mengikuti pengadaan.
5.
Transparansi
Prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa adalah
pemberian informasi yang lengkap tentang aturan pelaksanaan pengadaan barang
dan jasa kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang berminat dan
masyarakat.
6.
Tidak
Diskriminatif
Prinsip tidak diskriminatif dalam pengadaan barang dan jasa
adalah pemberian perlakuan yang sama kepada semua calon penyedia barang dan
jasa yang berminat mengikuti pengadaan barang dan jasa.
7.
Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa adalah
pertanggungjawaban pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada para pihak yang
terkait dan masyarakat berdasarkan etika, norma, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Tugas-tugas
bagian pengadaan barang dan jasa adalah sebagai berikut :
1.
Merancang
hubungan yang tepat dengan supplier.
Hubungan
dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun hubungan
transaksional jangka pendek.
2.
Memilih
supplier.
a.
Kegiatan
memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit.
b.
Kesulitan
akan lebih tinggi kalau supplier yang akan dipilih berada di mancanegara.
c.
Supplier
yang berpotensi untuk menjalin hubungan jangka panjang, proses pemilihan ini
bisa melibatkan evaluasi awal, mengundang mereka untuk presentasi, kunjungan
lapangan dan sebagainya.
d.
Pemilihan
supplier harus sejalan dengan strategi supply chain.
3.
Memilih
dan mengimplentasikan teknologi yang cocok.
a.
Kegiatan
pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi.
b.
Teknologi
yang lebih tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax.
c.
Saat
ini banyak perusahaan yang menggunakan electronic procurement(e-procurement)
yaitu aplikasi internet untuk kegiatan pengadaan.
4.
Memelihara
data item yang dibutuhkan dan data supplier.
a.
Bagian
pengadaan harus memiliki data yang lengkap tentang item-item yang dibutuhkan
maupun data tentang supplier mereka.
b.
Beberapa
data supplier yang penting untuk dimiliki adalah nama dan alamat masing-masing
dari supplier, item apa yang mereka pasok, harga per unit, pengiriman, kinerja
masa lalu, serta kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO.
5.
Melakukan
proses pembelian.
a.
Proses
pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya pembelian rutin dan
pembelian dengan melalui tender atau lelang.
b.
Pembelian
rutin dan pembelian dengan tender melewati proses-proses yang berbeda.
6.
Mengevaluasi
kinerja supplier
a.
Hasil
penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk meningkatkan
kinerja mereka.
b.
Kinerja
yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya mencerminkan strategi supplay
chain dan jenis barang yang dibeli.
Ø Kesimpulan :
Menurut
kami pengadaan barang di Momow sudah memenuhi teori-teori diatas walaupun
kelihatannya sederhana namun mereka mampu menjalankan Momow dengan baik,
sehingga Momow sukses seperti sekarang ini dan mampu bersaing dengan yang lain
di bidang yang sama.
2.2.2. Tahap II (Inventarisasi Barang)
Ø Wawancara :
1. Bagaimana
pengelompokan barang inventaris di Momow ?
Jawaban : Sebenarnya tidak terlalu rumit dalam
pengelompokannya, kami mengelompokan inventarisasi barang tidak bergerak dan
barang bergerak. Inventarisasi barang tidak bergerak meliputi lahan atau tempat
dagang kami ini. Inventarisasi barang bergerak meliputi peralatan dapur,
kulkas, meja, kursi dan lain-lain.
2.
Apakah di Momow membuat nomor
inventarisasi barang ?
Jawaban : Tidak, karena Momow masih tergolong
kecil, jadi kami tidak membuat nomor inventarisasi. Setiap barang yang harus
diganti langsung kami ganti.
3.
Apakah di Momow melakukan pencatatan
persedian barang ?
Jawaban : Iya, kami
selalu melakukan pencatatan persediaan barang, karena pencatatan tersebut
menjadi bahan pengambilan keputusan untuk pengadaan bahan baku lagi.
Ø Teori
Didalam sebuah
perusahaan, inventaris atau bisa disebut juga dengan suatu aset penting yang
sangat berharga bagi perusahaan. Dikarenakan inventaris ini sangat penting guna
pelaksanaan aktifitas perusahaan dan produktifitas kerja.
Menurut Achmad (2011 : 39) yang
mengemukakan bahwa, “inventaris adalah suatu daftar yang berisi nama,
spesifikasi, jumlah, dan kondisi barang-barang yang menjadi milik kantor”.
Menurut
Akhmad (2012 : 239) terdapat empat kelompok besar barang inventaris yang
biasanya digunakan sebagai dasar penyusunan daftar klasifikasi barang
inventaris adalah :
a. Barang tidak bergerak meliputi barang-barang tetap
perusahaan seperti tanah, gedung, kolam, lapangan, dan sejenisnya
b. Barang bergerak meliputi barang-barang yang
mempunyai nilai ekonomi relatif tinggi dengan jangka waktu relatif lama.
Contoh, mobil, mesin, peralatan kantor, dan sebagainya.
c. Hewan
Hewan yang dikelompokkan menjadi
barang iventaris adalah binatang yang merupakan asset perusahaan. Peberian
d. Persediaan
Persediaan adalah barang yang belum
dipergunakan. Barang persediaan biasanya dibagi dua, yaitu :
· Barang tidak habis pakai.
· Barang habis pakai.
Penanganan Inventaris kantor
Menurut Achmad (2011 : 44)
mengemukakan bahwa, keterangan yang dicatat dalam buku induk barang inventaris
:
1. Nomor
2. Kode barang
3. Nama barang
4. Merek
5. Jenis
6. Tahun
7. Harga per satuan
8. Harga total
9. Keterangan
Sistem Pembuatan
inventaris kantor
Guna melengkapi proses inventaris
kantor dengan benar, perlu adanya sistem pencetakan untuk melengkapi
proses-proses yang berlangsung. Menurut Achmad (2011 : 57) “sistem
pencetakan adalah prosedur yang berfungsi untuk menerbitkan sebuah barang,
data, atau lain sebagainya sehingga menjadi data yang nyata”. Lebih lanjutnya
menurut Achmad (2012 : 243) bahwa, sistem pembuatan daftar barang
inventaris yaitu :
1.
Buku
induk barang inventaris merupakan buku atau catatan yang berisi mengenai
keseluruhan barang inventaris. Buku induk biasanya dibuat per awal tahun
anggaran atau tahun perhitungan tertentu sesuai kebijakan perusahaan.
Tabel 2.1 Contoh Format Buku Induk Barang
Inventaris
No
|
Kode
|
Nama
Barang
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Harga
|
Ket
|
|||
Merk
|
Jenis
|
Tahun
|
Satuan
|
Total
|
|||||
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
6.
|
7.
|
8.
|
9.
|
10.
|
Sumber : Akhmad (2012)
2. Buku golongan barang inventaris dibuat setelah buku induk barang
inventaris selesai. Buku golongan barang inventaris dibuat perjenis. Kegunaan
buku golongan barang inventariis adalah untuk mengetahui kondisi barang per
golongan.
Table 2.2 Contoh Format Buku Golongan Barang
Inventaris
Kode barang :
Golongan barang :
No
|
Kode
|
Uraian
|
Tanda
bukti
|
Terima
|
Keluar
|
ket
|
||
No.
|
Tgl.
|
Thn
|
||||||
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
6.
|
7.
|
8.
|
9.
|
Sumber : Akhmad (2012)
3. Kartu persediaan adalah kartu yang berisi mengenai
catatan keluar masuknya barang. Kartu persedian dibuat per barang.
Table 2.3 Contoh Format Kartu Persediaan
Kode barang :
Golongan Barang :
Jenis barang :
No
|
Tgl.
|
Uraian
|
Tanda
bukti
|
Terima
|
Keluar
|
Ket
|
|
No.
|
Tgl.
|
||||||
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
6.
|
7.
|
8.
|
Sumber
: Akhmad (2012)
4. Daftar rekapitulasi barang
inventaris
Rekapitulasi
barang inventaris merupakan hasil penggabungan rekapitulasi barang inventaris
per golongan.
Table 2.4 Contoh Format Rekapitulasi Barang inventaris
No.
|
Kode
|
Nama
Barang
|
Spesifikasi
|
Perubahan
|
Ket
|
||||
Merk
|
Jenis
|
Thn.
|
Tambah
|
Kurang
|
Sisa
|
||||
1.
|
2.
|
3.
|
4.
|
5.
|
6.
|
7.
|
8.
|
9.
|
10.
|
Sumber
: Akhmad (2012)
5. Buku induk barang inventaris baru
dibuat dari hasil daftar rekapitulasi barang inventaris. Buku inilah yang
digunakan sebagai dasar inventaris barang pada tahun berikutnya. Format buku
induk inventaris sama dengan tabel 2.1
Ø Kesimpulan :
Menurut kami berdasarkan teori diatas, inventarisasi barang
di Momow dapat dikatakan masih kurang baik karena belum dilakukannya pencatatan
yang mendetail seperti pemberian kode inventarisasi barang, spesifikasi barang,
dan perubahan. Dalam tahap ini inventarisasi barang
di Momow hanya mengandalkan pencatatan yang sederhana seperti pengelompokan
barang menurut jenisnya (bergerak dan tidak bergerak), kapan pengadaannya, dan jumlah saat ini.
2.2.3. Tahap III (Penggudangan Barang)
Ø Wawancara :
1.
Apakah dilakukan pencatatan setiap
penerimaan penggudangan barang ?
Jawaban : Pasti,
karena penerimaan barang pesanan berdasarkan pada kebutuhan tempat kami.
2.
Apakah dilakukan pencatatan setiap
pengeluaran penggudangan barang ?
Jawaban : Pasti,
karena jika tidak dilakukan pencatatan pengeluaran akan timbul kecurangan dalam
bekerja.
3. Apakah
dibuat buku persediaan gudang ?
Jawaban : Iya, untuk mengetahui stok barang yang tersedia dan
stok barang yang habis.
4. Bagaimana
mekanisme penggudangan barang di Momow ?
Jawaban : Mekanisme yang kami terpakan sederhana saja meliputi
penerimaan, pengeluaran (dilakukan pencatatan),penyimpanan di tempat yang sudah
kami perhitungkan (jarak,kebersihan, dll), pemeliharaan (dicek tanggal
kadaluarsa dsb), pendistribusian langsung ke cabang-cabang kami.
5. Apakah
di setiap cabang mempunyai penggudangan masing-masing ?
Jawaban : Penggudangan kami jadikan satu, penggudangan ini
akan memenuhi produksi 3 cabang kami. Yang meliputi penggudangan disini cuma
tentang bahan baku produksi dalam kurun waktu
1-2 minggu saja.
Ø Teori :
Menurut
Lucas dan Rumsari (2004:81) Penggudangan merupakan serangkaian kegiatan
pengurusan dalam penyimpanan logistik mulai dari kegiatan penerimaan,
pencatatan, pemasukan, penyimpanan, pengaturan, pembukuan, pemeliharaan,
pengeluaran dan pendistribusian samapai dengan kegiatan pertanggungjawaban
pengelolaan gudang (pembuatan laporan – laporan) dengan tujuan mendukung
kontinuitas kerja unit kerja, sekaligus mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi secara keseluruhan.
Dari
pengertian penggudangan ini dapat digaris bwahi bahwa kegiatan penggudangan
tidak sekedar kegiatan memasukkan barang dalam ruang penyimpanan (gudang),
tetapi lebih dari itu, dalam kegiatan penggudangan penting dilakukan
perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian logistic baik secara teknis
maupun administrative sehingga kegiatan tersebut dapat menjamin dan menjaga
kelangsungan dan kesinambungan setiap aktivitas dalam setiap unit kerja di
dalam suatu organisasi.
Mekanisme
pergudangan meliputi proses sebagai berikut :
1. Penerimaaan merupakan proses penyerahan dan
penerimaan logistik dan
peralatan di gudang. Dalam proses penyerahan dan penerimaan ini
dilakukan :
peralatan di gudang. Dalam proses penyerahan dan penerimaan ini
dilakukan :
a. Pendataan
jumlah dan mutu logistik dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku/layak untuk diberikan kepada korban bencana
b. Pencatatan
administratif sebagai dokumen yang dapat dipertanggung jawabkan oleh petugas
yang bersangkutan.
1. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses kegiatan penyimpanan
logistik dan
peralatan di gudang dengan cara menempatkan logistik dan peralatan yang diterima:
peralatan di gudang dengan cara menempatkan logistik dan peralatan yang diterima:
a. Penempatan
sesuai dengan denah
b. Aman
dari pencurian.
c. Aman
dari gangguan fisik.
d. Aman
dari pencemaran secara kimiawi dan biologi yang dapat merusak kualitas dan
kuantitas.
e. Aman
dari kebakaran.
f. Penataan
sesuai dengan standar pergudangan.
2. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan perawatan logistik
dan peralatan agar kondisi tetap terjamin dan siap pakai untuk dipergunakan
dalam penanggulangan bencana secara efektif dan efisien dan akuntabel, melalui
prinsip :
· 5R
= Ringkas, Rapih, Resik (bersih), Rawat, Rajin (secara terus-menerus).
· First
In First Out (FIFO) yaitu logistik dan peralatan yang pertama masuk adalah yang
pertama harus keluar.
· First
Expired Date First Out (FEFO) yaitu logistik dan peralatan yang pertama
kadaluwarsa harus yang pertama keluar untuk didistribusikan. Dalam penyusunan
logistik dan peralatan yang punya masa kedaluwarsanya lebih awal atau yang
diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab logistik dan peralatan
yang datang lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan umurnya relatif
lebih tua dan masa kadaluwarsanya mungkin lebih awal.
· Logistik
dan peralatan disusun di atas pallet secara rapih dan teratur, sesuai dengan
ketentuan.
3. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan proses kegiatan pengeluaran dan penyaluran logistik dan peralatan dari gudang untuk diserahkan kepada yang berhak, melalui suatu proses serah terima yang dapat dipertanggung jawabkan, disertai dengan bukti serah terima. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan sesuai dengan kebutuhan penanggulangan bencana.
Pendistribusian merupakan proses kegiatan pengeluaran dan penyaluran logistik dan peralatan dari gudang untuk diserahkan kepada yang berhak, melalui suatu proses serah terima yang dapat dipertanggung jawabkan, disertai dengan bukti serah terima. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan sesuai dengan kebutuhan penanggulangan bencana.
4. Pengendalian
Pengendalian merupakan proses kegiatan pengawasan atas pergerakan
masuk keluarnya logistik dan peralatan dari dan ke gudang agar persediaan dan penempatan dapat diketahui secara cepat, tepat dan akurat serta akuntabel. Pengendalian dilaksanakan dengan menggunakan formulir dala lampiran.
Pengendalian merupakan proses kegiatan pengawasan atas pergerakan
masuk keluarnya logistik dan peralatan dari dan ke gudang agar persediaan dan penempatan dapat diketahui secara cepat, tepat dan akurat serta akuntabel. Pengendalian dilaksanakan dengan menggunakan formulir dala lampiran.
5. Penghapusan
a. Penghapusan
merupakan rangkaian kegiatan pemusnahan logistik dan
peralatan dalam rangka pembebasan barang milik/kekayaan negara dari
tanggung jawab berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
peralatan dalam rangka pembebasan barang milik/kekayaan negara dari
tanggung jawab berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
b. Tujuan
penghapusan adalah sebagai berikut :
· Penghapusan
merupakan bentuk pertanggung jawaban administrasi petugas terhadap logistik dan
peralatan yang dikelola, yang sudah ditetapkan untuk dihapuskan/ dimusnahkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
· Menghindari
pembiayaan (biaya penyimpanan, pemeliharaan, penjagaan dan lain-lain) atau
barang yang sudah tidak layak untuk dipelihara.
· Menjaga
keselamatan agar terhindar dari pencemaran lingkungan.
c. Kegiatan
Penghapusan adalah sebagai berikut :
1. Membuat
daftar logistik dan peralatan yang akan dihapuskan beserta alasan-alasannya.
2. Pisahkan
logistik dan peralatan yang kadaluwarsa/ rusak pada tempat tertentu sampai
pelaksanaan pemusnahan.
3. Melaporkan
kepada atasan mengenai logistik dan peralatan yang akan dihapuskan.
4. Membentuk
panitia pencelaan dan penghapusan logistik dan peralatan melalui Surat
Keputusan dari pejabat yang berwenang.
5. Membuat
berita acara hasil pencelaan dan penghapusan logistik
dan peralatan yang akan dihapuskan.
dan peralatan yang akan dihapuskan.
6. Melaporkan
hasil pencelaan dan penghapusan kepada pejabat yang berwenang.
7. Melaksanakan
penghapusan dan pemusnahan setelah ada keputusan dari pejabat yang berwenang.
Ø Kesimpulan :
Dalam
tahap penggudangan barang di Momow sudah termasuk dalam kategori baik, karena
sudah dilakukan mekanisme yang cukup lengkap
dan tergorganisir. Karena memang yang termasuk dalam penggudangan ini hanya
bahan baku saja jadi prosesnya tidak begitu rumit dan waktu barang digudang
tidak terlalu lama. Pengecekan langsung dilakukan oleh ownernya sehingga
terlaksana dengan baik.
2.2.4. Tahap IV (Pemeliharaan Barang)
Ø Wawancara :
1. Bagaimana
cara menyusun rencana pemeliharaan barang ?
Jawaban : Kami biasa melakukan pengecekan tentang
kelayakan barang-barang kami tiap bulannya, kalau dalam jangka waktu 1 bulan
ada yang rusak dan tidak memungkinkan untuk diperbaiki kami akan mengganti
dengan yang baru dan barang yang rusak kami masukan kedalam daftar penghapusan
barang.
2. Bagaimana
cara melaksanakan pemeliharan fasilitas ?
Jawaban
: Dengan cara di rawat dengan baik dan sering-sering dibersihkan.
3. Apakah
setiap pemeliharaan barang dibuat laporannya ?
Jawaban : Iya, karena laporan tersebut dibuat untuk
mengetahui apakah sudah terlaksana dengan baik atau belum tahap
pemeliharaannya.
Ø Teori :
Dalam buku “operations
Management” pemeliharaan adalah : “all activities involved in keeping a
system’s equipment in working order”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk
menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.(Heizer,2001,h.45)
Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan (
maintenance) antara lain :
1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang
penting dalam manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama
pabrik-pabrik yang menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang
terus-menerus, maka tidak akan ada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga
kapasitas akan meningkat.
3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan
bahan baku yang harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai
dengan persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya
operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya
biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah,
maka dari rumus produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa
produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya
produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage,
artinya dengan kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih
murah.
Jenis-jenis
Pemeliharaan
Secara
umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam
dua cara , yaitu :
1. Pemeliharaan terencana (planned maintenance)
Pemeliharaan
terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorginisir untuk
mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan datang,pengendalian dan
pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut
Corder, Antony, K. Hadi, (1992) Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua
aktivitas utama yaitu :
2. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenance) adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi
kondisi yang mungkin menyebabkan produksi terhenti atau berkurangnya fungsi
peralatan dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan,
mengendalikan, kondisi tersebut dan mengembalikan mesin ke kondisi semula atau
dengan kata lain deteksi dan penanganan diri kondisi abnormal mesin sebelum
kondisi tersebut menyebabkan cacat atau kerugian.
Menurut
Jay Heizer dan Barry Render, (2001)
dalam bukunya “Operations Management”
preventive maintenance adalah : “A plan
that involves routine inspections, servicing, and keeping facilities in good
repair to prevent failure”. Artinya preventive
maintenance adalah sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin,
pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak
terjadi kerusakan di masa yang akan datang. Ruang lingkup pekerjaan preventive
termasuk : inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga
peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
Menurut
Dhillon B.S, (2006) dalam bukunya “maintainability, maintenance, and
reliability for engineers” ada 7 elemen dari pemeliharaan pencegahan
(preventive maintenance) yaitu :
· Inspeksi: memeriksa secara berkala
(periodic) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai dengan membandingkan
fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk standar yang pasti
· Kalibrasi: mendeteksi dan
menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau parameter
perbandingan untuk standar yang pasti
· Pengujian: pengujian secara berkala
(periodic) untuk dapat menentukan pemakaian dan mendeteksi kerusakan mesin dan
listrik
· Penyesuaian: membuat penyesuaian
secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk mencapai kinerja yang
optimal
· Servicing: pelumasan secara
periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau barang untuk mencegah terjadinya
dari kegagalan baru jadi
· Instalasi: mengganti secara berkala
batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau memakai untuk
mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan
· Alignment: membuat perubahan salah
satu barang yang ditentukan elemen variabel untuk mencapai kinerja yang
optimal.
3. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan
secara korektif (corrective maintenance)
adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang
dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi)
yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. (Corder,
Antony, K. Hadi, 1992). Pemeliharaan ini meliputi reparasi minor, terutama
untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga
overhaul terencana.
Menurut
Jay Heizer dan Barry Reder, 2001
pemeliharaan korektif (Corrective
Maintenance) adalah : “Remedial maintenance
that occurs when equipment fails and must be repaired on an emergency or
priority basis”. Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan yang
rusak dan harus segera diperbaiki karena keadaan darurat atau karena merupakan
sebuah prioritas utama.
Menurut
Dhillon B.S, 2001 Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) adalah
pemeliharaan yang tidak direncanakan, tindakan yang memerlukan perhatian lebih
yang harus ditambahkan, terintegrasi, atau menggantikan pekerjaan telah
dijadwalkan sebelumnya. Dengan demikian, dalam pemeliharaan terencana yang
harus diperhatikan adalah jadwal operasi, perencanaan pemeliharaan, sasaran
perencanaan pemeliharaan, faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan
pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk perencanaan yang efektif, dan
estimasi pekerjaan. Jadi, pemeliharaan terencana merupakan pemakaian yang
paling tepat mengurangi keadaan darurat dan waktu nganggur mesin.
4.
Pemeliharaan
tak terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah
pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu
segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya
hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan
kerja. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pada umumya sistem pemeliharaan
merupakan metode tak terencana, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau
tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan
kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.
Gambar 1.
Diagram alir dari pembagian pemeliharaan
Ø Kesimpulan :
Pelaksanaan
pemeliharaan di Momow ini tergolong masih sederhana karena pada dasarnya Momow
belum terlalu besar jadi pemeliharaan barang juga tidak rumit. Pemeliharaan
barang dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara pencegahan dan penggantian barang
yang rusak. Pencegahan dilakukan dengan cara pembersihan barang-barang agar
tidak mudah rusak, dan penggantian barang yang benar-benar rusak (tidak dapat
diperbaiki lagi). Pengecekan tentang pemeliharaan ini dilakukan dalam kurun
waktu 1bulan sekali, waktu laporan akhir bulan.
2.2.5. Tahap V (Penghapusan Barang)
Ø Wawancara :
1. Bagaimana
menentukan dan menetapkan cara penghapusan barang ?
Jawaban : Barang akan dihapus jika sudah sangat tua
dan rusak.
Contohnya; barang yang sudah tidak layak
biasanya di jual sebagai barang bekas.
2.
Bagaimana membuat berita acara
penghapusan perbekalan/barang ?
Jawaban :
· Kami
mengadakan rapat staf terlebih dahulu untuk menentukan waktunya
· Menunjuk
staf yang bertanggungjawab atas penghapusan barang dan mendatanya
· Mengkonfirmasi
kepada pihak pembeli barang yang masuk dalam list penghapusan barang
· Laporan
pertanggungjawaban atas data penghapusan barang.
Ø Teori :
Menurut Ibnu Syamsi Penghapusan (disposal) adalah
penyingkiran barang-barang inventaris, karena tidak diperlukan/digunakan lagi.
Penghapusan peralatan kantor adalah
usaha menghapuskan barang-barang milik sebuah kantor dari dalam daftar
inventarisasi berdasarkan peraturan yang berlaku. Fungsi penghapusan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Membatasi
kerugian/pemborosan biaya untuk pemeliharaan/perbaikan, pengamanan barang-barang
yang semakin buruk kondisinya, barang yang berlebihan dan atau barang lainnya
yang tidak dapat digunakan lagi.
2.
Meringankan
kerja pelaksanaan inventaris.
3.
Membebaskan
ruangan/pekarangan kantor dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan
lagi.
4.
Membebaskan
satuan organisasi dari pengurusan dan pertanggungjawaban barang.
5.
Menghindari
penjagaan keamanan yang tidak bermanfaat untuk barang-barang yang tidak
terpakai karena rusak.
Syarat-syarat Penghapusan Peralatan Kantor
1.
Dalam
keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.
2.
Perbaikan
akan menelan biaya, sehingga merupakan pemborosan.
3.
Secara
teknis dan ekonomis kegunaanya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan.
4.
Hilang
akibat susut diluar kekauasaan pengurusan barang misalnya, bahan kimia dan
sebagainya.
5.
Tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
6.
Kelebihan
persediaan yang jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan akhirnya
tidak bisa digunakan lagi.
7.
Musnah
akibat bencana alam
8.
Hilang
karena dicuri/diselewengkan
(anugerahdino.blogspot.com/2015/01/penghapusan-peralatan-kantor.html)
Ø Kesimpulan :
Dalam tahap ini Momow juga melakukan penghapusan barang
secara sederhana yaitu berdasarkan laporan setiap cabangnya tentang
barang-barang yang masuk dalam list penghapusan barang. Selanjutnya Momow
menyusun berita acara penghapusan barang, walaupun tergolong sederhana, namun
dalam pelaksanaanya dilakukan secara baik sehingga tidak terjadi hambatan yang
berarti.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Berdasarkan tahap awal hingga akhir,
Momow mampu menjalankan pengadaan, inventarisasi, penggudangan, pemeliharaan,
serta penghapusan barang dengan baik. Meskipun di dalam pelaksanaan
inventarisasinya secara teoritis belum terlalu mendetail, namun di beberapa
bagian mereka mampu menutupi kekurangan di inventarisasi tersebut.
Saran:
Akan lebih baik jika Momow mampu
melakukan inventarisasi barang dengan baik. Seperti, pemberian kode
inventarisasi barang, spesifikasi barang, dan perubahannya itu seperti apa,
karena memang di inventarisasilah Momow memiliki sedikit kekurangan.
Kekurangannya yaitu hanya mengandalkan pencatatan barang secara sederhana. Jika
pada tahap inventarisasi dapat diperbaiki, Momow akan lebih mampu menerapkan
kompetensi perbekalan secara lengkap dan lebih baik dari sekarang.
No comments:
Post a Comment